Langkah kolaboratif antara PT. Global Emas Bupolo (GEB) dan Universitas Pattimura (UNPATTI) membuka peluang baru dalam praktik pertambangan hijau di Pulau Buru, Maluku.
Melalui pendekatan ilmiah dan berbasis regulasi dalam penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kedua pihak memberikan ruang yang sah bagi 10 koperasi lokal untuk melakukan kegiatan pengolahan hasil tambang secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Dalam skema kerja sama ini, koperasi-koperasi tersebut diizinkan untuk mengelola hasil tambang di dalam wilayah yang telah dikaji secara AMDAL.
Ruang tersebut dirancang agar pengolahan yang dilakukan koperasi benar-benar berbasis prinsip keberlanjutan dan berada di bawah pengawasan langsung tim ahli dari UNPATTI.
“Ini adalah bentuk nyata dari pertambangan inklusif. Kami tidak hanya membuka ruang bagi koperasi untuk berpartisipasi, tapi juga memastikan bahwa proses pengolahan mereka berjalan sesuai kaidah lingkungan dan standar akademik yang ketat,” ujar Mansur Latakka, Direktur Utama PT GEB.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap pertambangan berkelanjutan, PT GEB juga menggandeng mitra teknologi dari Tiongkok untuk menghadirkan sistem pengolahan emas tanpa menggunakan merkuri dan sianida.
Teknologi ini akan diterapkan secara langsung oleh koperasi-koperasi lokal di wilayah AMDAL, memastikan bahwa seluruh proses produksi berlangsung aman bagi kesehatan dan lingkungan.
Pihak Universitas Pattimura berperan aktif dalam pengawasan dan pendampingan teknis terhadap koperasi.
Tim akademisi dari UNPATTI akan terus mengawal implementasi di lapangan agar sesuai dengan hasil kajian ilmiah dan regulasi yang berlaku.
“Dengan memberikan ruang pengolahan di kawasan AMDAL dan melibatkan koperasi lokal, kita memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian lingkungan. Semua proses dipastikan berbasis data ilmiah dan dalam pengawasan tenaga ahli,” tegas Dr. A. Netty Siahaya, M.Si., Kepala Laboratorium Terpadu Pendukung Blok Masela sekaligus dosen Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Kimia, UNPATTI.
Model kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sumber daya alam bisa dilakukan secara adil, transparan, dan berkelanjutan.
Sinergi antara sektor swasta, akademisi, dan koperasi masyarakat tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga mengedepankan tanggung jawab sosial dan pelestarian lingkungan.
Melalui inisiatif ini, PT GEB dan UNPATTI menunjukkan bahwa masa depan pertambangan bukan sekadar soal eksploitasi sumber daya, melainkan tentang inovasi, kolaborasi, dan keberpihakan pada masyarakat serta alam.
Kaperwil Maluku (SP)







