Editorial oleh: Muz MF. Latuconsina
Memasuki 100 hari pertama masa kepemimpinan, Bupati Buru Ikram Umasugi dan Wakil Bupati Sudarmo, SP.M.Si, mulai menunjukkan arah kepemimpinan yang tegas dan berpihak pada pelayanan publik. Kunjungan langsung ke kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang dilakukan oleh Bupati Ikram Umasugi pada Rabu, 6 Agustus 2025, bukan sekadar agenda seremonial. Ia datang membawa pesan penting: bangkitlah birokrasi, layani rakyat dengan sungguh-sungguh.
Langkah ini layak diapresiasi. Dalam kultur birokrasi yang kerap nyaman di zona formalitas, kehadiran seorang bupati yang mau turun langsung, melihat kondisi kerja aparatur, serta berbicara dari hati ke hati dengan pegawai, merupakan napas segar. Bupati Ikram menegaskan bahwa pelayanan bukan hanya soal prosedur, tetapi soal empati, kecepatan, dan kesungguhan.
Sudah saatnya memang Pemerintah Kabupaten Buru menata kembali orientasi layanannya. Rakyat tidak butuh janji, mereka butuh respons. Mereka tak menuntut mewah, hanya ingin dihormati sebagai warga yang berhak dilayani. Jika mesin birokrasi bekerja lambat atau tak peduli, maka wajah pemerintah pun ikut tercoreng.
Kedisiplinan, integritas, dan inovasi adalah tiga kata kunci yang berulang kali disampaikan Bupati Ikram dalam kunjungan tersebut. Dan itu pula yang seharusnya menjadi pegangan seluruh ASN di Buru. Kita harus akui, masih banyak sektor pelayanan yang belum ideal. Keluhan masyarakat tentang lambannya proses, kurangnya kepastian, atau pelayanan yang tidak ramah masih sering terdengar.
100 hari ini bukanlah masa sempurna, tapi cukup untuk menunjukkan niat dan arah. Ikram Umasugi telah memulai langkah pertamanya. Namun, ia tidak bisa berjalan sendiri. Ia butuh tim kerja yang solid, birokrasi yang mau berubah, dan masyarakat yang ikut mengawal.
Editorial ini ingin menggarisbawahi: evaluasi harus terus dilakukan, kinerja harus terukur, dan yang paling penting, rakyat harus merasakan perbedaannya. Jika dalam 100 hari rakyat belum merasakan getar perubahan, maka itu alarm yang harus segera disadari.
Tentu, tantangan ke depan tidak ringan. Namun jika tekad untuk memperbaiki birokrasi ini tetap dijaga, maka bukan tidak mungkin Kabupaten Buru akan melahirkan model pelayanan publik yang membanggakan. Kita semua menanti, bukan hanya gerakan di atas kertas, tetapi gerakan nyata yang menjawab kebutuhan masyarakat.
Selamat 100 hari kerja, Bupati. Saatnya pembuktian berlanjut.
Kaperiwil Maluku (SP)