Akan Gelap Jelang Natal, Warga Fena Fafan Serukan Surat Terbuka: Minta PLN Leksula Segera Atasi Pemadaman Berkepanjangan

Namrole- fokuspost.com-
Menjelang perayaan Natal 2025 dan tahun baru 2026, masyarakat dari wilayah pegunungan Fena Fafan, Kabupaten Buru Selatan (BurseL), kembali menyuarakan keluhan atas pemadaman listrik yang telah berlangsung lebih dari satu bulan.

Warga dari lima desa Waelo, Trukat, Waeraman, Siwatlahin, dan Batu Karang Unet menyampaikan keresahan melalui sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Manajemen PLN Unit Layanan Leksula dan PLN Wilayah Maluku.

Surat tersebut berisi permintaan agar pihak PLN segera mengambil langkah cepat mengatasi gangguan listrik yang dinilai telah mengganggu aktivitas warga, terutama menjelang hari raya Natal yang menjadi momen penting bagi umat Kristiani di daerah itu.

Rumah Ibadah Gelap, Aktivitas Warga Terganggu

Dalam surat terbuka tersebut, warga memaparkan berbagai dampak dari pemadaman listrik yang tak kunjung terselesaikan.

Mereka menyebut rumah-rumah ibadah kini gelap total sehingga kegiatan gerejawi tidak dapat berjalan dengan layak.

Anak-anak pun kesulitan belajar pada malam hari, terlebih desa-desa pegunungan tidak memiliki sumber penerangan alternatif seperti lampu jalan.

Selain itu, aktivitas rumah tangga ikut lumpuh mulai dari memasak hingga penerangan di malam hari.

“Kami menyambut Natal dalam kondisi gelap. Bukan hanya malam yang gelap, tetapi juga layanan yang tidak stabil,” tulis warga dalam surat tersebut.

Medan Berat, tapi Pelayanan Publik Harus Tetap Hadir

Warga Fena Fafan mengaku memahami tantangan teknis bagi PLN dalam menjangkau wilayah pegunungan.

Namun menurut mereka, kondisi itu tidak boleh menjadi alasan untuk kurangnya respon dan minimnya komunikasi terkait penyebab gangguan maupun progres perbaikan jaringan di lapangan.

Mereka menilai PLN perlu lebih proaktif menghadirkan pelayanan yang adil bagi semua pelanggan, termasuk yang tinggal di desa terpencil.

Tiga Tuntutan Warga Fena Fafan

Dalam surat itu, masyarakat mengajukan tiga permintaan utama:

1. Prioritas perbaikan jaringan listrik pada desa-desa pegunungan yang terdampak pemadaman panjang.

2. Transparansi informasi mengenai penyebab kerusakan jaringan serta estimasi waktu pemulihan.

3. Langkah jangka panjang agar gangguan serupa tidak terjadi kembali, terlebih pada hari-hari besar keagamaan.

“Kami tidak menulis surat ini untuk menyalahkan, tetapi untuk mengajak PLN hadir sebagai mitra masyarakat,” lanjut warga.

Harapan: Terang yang Adil bagi Semua Desa

Masyarakat Fena Fafan berharap PLN tidak hanya hadir saat pemasangan atau penagihan, tetapi juga pada saat perbaikan ketika terjadi gangguan.

Bagi mereka, kehadiran listrik bukan sekadar kebutuhan teknis, tapi bagian dari keadilan pelayanan publik untuk semua warga, termasuk yang tinggal jauh di lereng-lereng pegunungan.

“Semoga suara ini mendapat perhatian serius dan ditindaklanjuti dalam waktu dekat,” tutup warga dalam surat tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PLN Unit Layanan Leksula belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan warga Fena Fafan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *