Namlea, Lala – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Advokasi Rakyat untuk Nusantara (ARUN) Maluku, Abdul Wahab Sangadji, SH, MH, menyampaikan apresiasi yang tulus atas langkah cepat dan penuh empati dari Bupati Buru yang menjenguk Nayla, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang sakit saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Buru.
Dalam pandangan Wahab, tindakan Bupati Buru, Ikram Umasugi, yang mendatangi RSU Lala bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah isyarat adat:
“pemimpin sejati adalah ia yang mampu menurunkan dirinya, menengok rakyat bukan hanya saat upacara, tetapi saat luka dan lelah menghampiri”.
“Ini bukan hanya bentuk kepedulian, tapi juga bagian dari tatanan adat kita di Maluku. Dalam kearifan leluhur, tamu yang datang membawa ilmu—anak negeri dari jauh—harus dijaga, dihormati, dan dilayani dengan hati,” ujar Wahab, Minggu, (13/6/2025)
Ia menyebut, mahasiswa KKN dari UGM bukan hanya pelintas tugas akademik, tetapi juga tamu negeri yang sedang mengabdi di tanah Bupolo.
Karenanya, saat ada di antara mereka yang jatuh sakit, maka seluruh elemen negeri, dari rakyat jelata hingga pemimpin, terpanggil untuk hadir.
Wahab menambahkan bahwa tindakan Bupati Buru sejalan dengan filosofi orang Maluku:
“hidup bersaudara, susah sama dirasa, senang sama dirasa.” Dalam adat, pemimpin bukan diukur dari pangkat dan jabatan, tapi dari kemampuannya menautkan diri dengan duka dan suka rakyatnya.
“Apa yang dilakukan oleh Bupati Buru adalah cermin kepemimpinan yang bertali rasa memiliki ikatan dengan yang lemah, dan menjunjung tinggi nilai ‘kai wait ’ jangan biarkan saudaramu menderita sendiri,” kata Wahab.
ARUN Maluku berharap, perhatian seperti ini terus hidup dan menjadi budaya dalam setiap sendi pemerintahan di Maluku, sebagai wujud nyata dari negeri yang menanam kasih dan menuai hormat.
Kaperwil Maluku (SP)
