Oleh: Dr. A. Netty Siahaya, M.Si.
(Kepala Laboratorium Terpadu Pendukung Blok Masela, Dosen Fakultas Science and Tekhnologi Jurusan Kimia UNPATTI)
Abstrak.
Sungai Anhoni yang terletak di Pulau Buru, Namlea, mengalami pencemaran merkuri akibat aktivitas pertambangan emas ilegal.
Merkuri merupakan logam berat yang sangat beracun dan berbahaya bagi lingkungan serta kesehatan manusia, terutama dalam bentuk metilmerkuri.
Artikel ini mengkaji dampak limbah merkuri terhadap ekosistem dan kesehatan masyarakat sekitar Sungai Anhoni, serta mengusulkan langkah-langkah penanggulangan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Kata Kunci: merkuri, pencemaran, Sungai Anahoni, kesehatan, lingkungan, pertambangan ilegal
1.1 Latar Belakang
Pulau Buru, khususnya wilayah Namlea, dikenal memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama emas.
Namun, kegiatan pertambangan emas yang dilakukan secara ilegal telah menimbulkan permasalahan serius, khususnya pencemaran lingkungan.
Salah satu bahan kimia yang umum digunakan dalam proses ekstraksi emas adalah merkuri (Hg), yang berfungsi untuk mengikat emas dari batuan.
Penggunaan merkuri yang tidak terkontrol mengakibatkan limbahnya dibuang langsung ke badan air seperti Sungai Anhoni.
Hal ini menyebabkan kontaminasi lingkungan, mengganggu kehidupan akuatik, serta menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
1.2 Bahaya Merkuri
Merkuri merupakan logam berat yang bersifat toksik dan dapat mengalami transformasi di lingkungan menjadi metil merkuri, senyawa organik yang lebih berbahaya.
Metil merkuri mudah terakumulasi dalam jaringan organisme air dan masuk ke dalam rantai makanan.
Menurut World Health Organization (WHO), merkuri termasuk dalam sepuluh bahan kimia yang menjadi perhatian utama dalam kesehatan masyarakat.
Paparan merkuri, bahkan dalam jumlah kecil, dapat menimbulkan gangguan sistem saraf, ginjal, paru-paru, serta berdampak serius terhadap perkembangan anak dalam kandungan.
2. Dampak Pencemaran Merkuri
2.1 Dampak terhadap Lingkungan
Pencemaran merkuri di Sungai Anhoni telah berdampak signifikan terhadap ekosistem sungai, antara lain:
-Penurunan populasi ikan dan organisme air lainnya akibat keracunan merkuri.
-Kerusakan habitat alami di sekitar aliran sungai.
-Gangguan keseimbangan rantai makanan akuatik, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
2.2 Dampak terhadap Kesehatan Manusia
Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Anhoni berisiko tinggi terpapar merkuri, terutama melalui konsumsi ikan yang tercemar. Dampak kesehatan yang dilaporkan antara lain:
-Gangguan sistem saraf dan fungsi ginjal.
-Risiko tinggi bagi ibu hamil dan anak-anak terhadap kerusakan perkembangan otak janin dan bayi.
-Masalah pada sistem kekebalan tubuh serta gangguan perkembangan kognitif.
3. Upaya Penanggulangan
3.1 Pengawasan dan Penegakan Hukum
Meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pertambangan emas ilegal di sekitar Sungai Anhoni.
Melakukan penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
3.2 Sosialisasi dan Edukasi
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya merkuri dan cara mencegah paparan.
Mengembangkan pelatihan penggunaan teknologi pertambangan yang lebih ramah lingkungan, seperti metode gravitasi atau sianida terkontrol.
3.3 Pemulihan Lingkungan
Melakukan pembersihan sedimen sungai yang telah terkontaminasi merkuri.
Merehabilitasi ekosistem sungai melalui penanaman vegetasi dan pengembalian spesies asli.
3.4 Alternatif Mata Pencaharian
Menyediakan pelatihan keterampilan bagi masyarakat agar tidak bergantung pada pertambangan ilegal.
Memberikan dukungan modal bagi pengembangan usaha kecil dan menengah yang berkelanjutan.
4. Kesimpulan
Pencemaran merkuri di Sungai Anahoni merupakan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang mendesak untuk ditangani.
Limbah merkuri dari aktivitas pertambangan ilegal telah menyebabkan kerusakan ekologis dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah terpadu dan berkelanjutan dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait.
5. Saran
Pemerintah daerah dan pusat harus memperkuat pengawasan serta penegakan hukum terhadap aktivitas pertambangan emas ilegal.
Diperlukan program edukasi berkelanjutan kepada masyarakat mengenai bahaya merkuri dan pentingnya pelestarian lingkungan.
Upaya rehabilitasi dan pembersihan Sungai Anhoni harus dilakukan secara komprehensif untuk mengembalikan fungsi ekosistem sungai.
Kaperwil Maluku (SP)