Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukidjang, SH, S.I.K., MM., telah mencatat sejumlah prestasi penting selama menjabat di wilayah hukum Polres Buru.
Namun, kerja kerasnya yang diemban seorang perempuan ini justru masih kerap dipandang sebelah mata oleh sejumlah pihak yang dinilai tidak bertanggung jawab.
Sejumlah keberhasilan yang menonjol antara lain pengungkapan kasus pembakaran Kantor KPU Kabupaten Buru, kasus yang sempat menyita perhatian publik secara nasional hingga internasional.
Selain itu, Kapolres juga berhasil membongkar jaringan narkoba besar dengan barang bukti yang signifikan, menangkap pelaku pencurian kubah emas Masjid Tua Kayeli, serta menggagalkan penyimpanan bahan beracun B3 di salah satu gudang di Namlea.
Tak hanya itu, di bawah kepemimpinannya, pembinaan personel di lingkungan Polres Buru juga menunjukkan hasil menggembirakan.
Brigpol Andi Mulyadi Basri dari Reskrim Polres Buru berhasil meraih medali emas di Kejuaraan Nasional Taekwondo di GOR Jatidiri, Semarang, sebagai wakil Polda Maluku.
Merespons tudingan salah satu lembaga kepemudaan yang menyebut Kapolres Buru lemah dalam penegakan hukum dan meminta agar dicopot dari jabatannya, Wakil Ketua Pemuda Adat Dusun Kotbesy, Jhon K. Manuputty yang akrab disapa Kamba angkat bicara.
“Tudingan itu sangat tidak mendasar dan tanpa bukti yang kuat. Apakah setiap pengungkapan kasus harus dilaporkan dulu ke Ketua KNPI? Emangnya Ketua KNPI itu atasan Kapolres?” tegas Kamba.
Menurutnya, sebagai pimpinan organisasi pemuda, Ketua KNPI seharusnya menunjukkan sikap profesional dalam menyampaikan pendapat, bukan justru menyeret institusi dalam konflik kepentingan pihak tertentu.
“Saya khawatir ada agenda-agenda terselubung yang sengaja ingin mencoreng nama baik Kapolres dan organisasi pemuda seperti KNPI. Jangan sampai KNPI dijadikan alat kepentingan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” lanjutnya.
Kamba juga mengimbau Kapolda Maluku untuk tetap mempertahankan AKBP Sulastri Sukidjang sebagai Kapolres Buru.
“Beliau cepat merespons laporan masyarakat, aktif membangun komunikasi dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pemuda. Ini adalah sosok pimpinan yang dibutuhkan Buru hari ini,” tutupnya.
(S. Friski Papalia)