Buka Mata dan Akal Sehatmu, Gunung Botak Hancur karena Mafia, Bukan karena Koperasi

Opini Redaksi

Kerusakan total di Gunung Botak saat ini adalah fakta telanjang yang tak bisa dibantah. Sungai tercemar, lereng-lereng jadi kuburan massal akibat longsor, dan peredaran bahan berbahaya seperti sianida dan merkuri dilakukan secara terang-terangan.

Bacaan Lainnya

Namun, yang mengejutkan justru datang dari segelintir suara yang nyaring menyerang Koperasi Parusa Tanila Baru (PTB) di Jalur H, seolah-olah merekalah biang kehancuran.

Padahal semua orang tahu, jauh sebelum koperasi ini masuk, Gunung Botak sudah menjadi ladang perburuan emas liar yang dikuasai mafia dan bos-bos besar yang selama ini bebas berkeliaran.

 

Ironisnya, suara lantang para pengkritik ini tak terdengar ketika rakyat berteriak minta keadilan atas kerusakan lingkungan dan korban jiwa yang terus berjatuhan.

Tak satu pun dari mereka bersuara ketika mafia-mafia PETI mempekerjakan jongos-jongos untuk mengaduk lumpur emas demi keuntungan sepihak.

 

Mengapa justru koperasi yang diatur dalam skema legal, yang diawasi dan berusaha tertib, menjadi sasaran empuk? Ini logika terbalik. Apakah serangan terhadap koperasi itu karena kebodohan, kedunguan, atau sebenarnya sakit hati karena tak kebagian jatah?

 

Atau lebih jauh lagi apakah kalian adalah kaki tangan dari mafia tambang itu sendiri? Dibayar untuk menyerang yang sah demi melindungi yang busuk?

 

Kalau benar-benar peduli terhadap lingkungan dan hukum, seharusnya kalian menuntut penangkapan terhadap seluruh pelaku tambang ilegal di Gunung Botak.

 

Desak aparat menindak tegas para penjual B3 yang masih bebas beroperasi. Bukan malah memainkan sandiwara moral dan menyasar yang bukan-bukan.

 

Di sini kita semua saling tahu. Jadi jangan sok suci di tengah kerusakan yang kalian biarkan atau malah kalian nikmati.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *