Foto : Ratusan Warga Asli Pulo Padang Yang Tidak Menginginkan PT.PPSP Tutup
Buka mata kalian, PT.PPSP (Pulo Padang Sawit Permai) bukan pabrik sabu, tetapi tempat atau wadah yang memberikan peluang pekerjaan bagi orang banyak, Kamis (30/5/2024)
Ucapan tersebut spontan keluar dari mulut ratusan warga asli Pulo Padang, Labuhanbatu, Sumatera Utara ketika menuntut agar PT.PPSP terus beroperasi.
” Kemana nya hati orang itu, buka dulu mata kalian, PKS Pulo Padang itu bukan mengolah barang haram seperti (narkotika jenis sabu), sampai ngotot segitunya kali harus ditutup.” ucap warga yang sudah geram dengan setingan dan aksi yang sudah dibuat buat di hadapan publik.
V perwakilan dari warga Pulo Padang meluapkan kritikan pedas terkait skenario aksi dari segelintir orang yang mengaku ngaku terzolimi di dekat pabrik.
” Sekarang ini, coba kita ajak aja voting kepada mereka mana yang banyak, warga yang pro kah, atau yang tidak setuju?, mana yang lebih membawa manfaat dan mudharatnya.” terang V.
Di beritakan sebelumnya, beragam tanggapan ratusan warga Pulo Padang, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, terkait aksi di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Labuhanbatu terkait rencana aksi mahasiswa yang menuntut agar GSR di bebaskan, pada Rabu (29/5/24).
Berbagai sentilan terlontar dari mulut warga Pulo Padang mengkritik aksi yang ingin menyuarakan tentang keadilan dan kebenaran tersebut.
Disamping itu, sorotan semua mata memandang aksi tersebut terindikasi di ciptakan agar publik menilai bahwa pihak penegak Hukum di anggap pincang sebelah atau tidak berpihak kepada keadilan hukum.
Segelintir warga yang menamakan masyarakat menentang beroperasi nya PT PPSP menganggap, bahwa GSR dianggap sebagai pejuang Lingkungan.
Upaya demi upaya di lakukan sampai sampai melibatkan Mahasiswa untuk menggoyang Polres Labuhanbatu
” Koq heboh kali berita tentang si GSR tuh. Sampai sampai di cap menjadi pejuang Lingkungan (apa gak Hoaks itu). sebenarnya masyarakat mana rupanya yang di bela adik adik mahasiswa itu ” kritik narasumber terpercaya yang ogah di publish namanya .
” Kami sebagai warga asli Pulo Padang berdoa dan berharap agar Kapolres Labuhanbatu jangan mau di intervensi dalam permasalahan pelanggaran hukum yang diduga di lakukan GSR.” ujar sumber yang tidak mau publikasi dan mengetahui kronologi kejadian.
Kami yakin, jejak digital yang diduga sudah di lakukan oleh GSR sudah cukup kuat yang menjadi barang bukti untuk membungkam oknum yang selama ini sudah berkali kali di beri himbauan dan peringatan oleh pihak APH.
” Ada pepatah mengatakan ‘ mana mungkin ada asap kalau gak ada api’. maknanya apa?, mana mungkin kepolisian (Polres Labuhanbatu.red) berani menahan GSR, kalau tidak ada jejak digital tindakannya yang melawan secara hukum.” ucap sumber.
Sumber menduga GSR yang tidak tahu menahu tentang politik, kemungkinan sengaja di tumbalkan oleh aktor intelektual yang tidak bertanggung jawab atas pengamanan yang di lakukan terhadap diri GSR, terangnya.