Editorial oleh: Muz MF. Latuconsina
Kepemimpinan baru Bupati Buru, Ikram Umasugi, membuka lembaran harapan bagi warga Namlea. Salah satu isu strategis yang mencuat adalah penataan kembali aktivitas pasar, khususnya wacana pemindahan sebagian kegiatan dari Pasar Inpres Namlea ke Pasar Baru di Pal 2.
Langkah ini dinilai perlu untuk menjawab persoalan klasik: kemacetan, ketidakteraturan, dan keterbatasan ruang di pasar lama. Namun, pemindahan bukan sekadar soal lokasi. Ia menyentuh urat nadi ekonomi rakyat kecil, menyentuh ruang hidup para pedagang yang selama ini menggantungkan penghidupan dari lorong-lorong sempit pasar Inpres.
Oleh karena itu, masyarakat berharap, dalam ikhtiarnya menata kota, Bupati Ikram tidak berjalan sendiri. Pemindahan akan lebih bijak jika didahului dengan dialog terbuka dan melibatkan semua pihak — dari pedagang kecil, tokoh masyarakat, hingga pihak kecamatan dan kelurahan. Pendekatan partisipatif akan menjadi kunci agar tak ada pihak yang merasa terpinggirkan.
“Menata pasar bukan sekadar merapikan lokasi, tapi juga soal merawat rasa keadilan,” ungkap salah satu tokoh masyarakat.
Dengan gaya kepemimpinan yang inklusif dan merangkul, Ikram diharapkan mampu menjawab tantangan ini dengan kebijakan yang tidak hanya tegas, tapi juga berempati. Agar perubahan bukan menjadi ancaman, melainkan ruang harapan baru bagi semua.
Kaperwil Maluku (SP)