Bupati Ikram Umasugi: “Saat Hati Pemimpin Bicara: Tambah Koperasi, Peluk Semua Anak Negeri”

Editorial oleh: Muz MF. Latuconsina

Di balik riuhnya tambang emas Gunung Botak, ada suara yang mulai menggema dari Namlea: suara keadilan, suara kebersamaan, suara dari seorang pemimpin yang memahami bahwa tanah ini bukan hanya milik segelintir orang, tetapi warisan bersama seluruh anak negeri.

Bacaan Lainnya

Bupati Buru, Ikram Umasugi, angkat bicara dengan ketegasan penuh empati. Ia mendorong penambahan koperasi dalam pengelolaan Gunung Botak, agar lebih banyak masyarakat yang bisa terlibat dan merasakan manfaat dari tanah yang selama ini menjadi ladang harapan, sekaligus medan konflik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Botak telah menjadi magnet bagi banyak orang, tapi sekaligus menjadi panggung ketimpangan. Mereka yang punya akses dan kedekatan dengan kekuasaan ekonomi lebih mudah masuk dan menikmati hasil. Sementara rakyat kecil, yang hanya mengandalkan keringat dan harapan, sering tersisih, hanya jadi penonton di kampung sendiri.

Usulan penambahan koperasi bukan sekadar soal jumlah. Ini adalah simbol dari keberpihakan. Bupati Ikram sedang mengirimkan pesan kuat: bahwa kebijakan harus memeluk semua, tidak boleh ada yang terpinggirkan. Koperasi yang inklusif adalah jalan menuju tata kelola Gunung Botak yang lebih adil, transparan, dan berpihak kepada rakyat banyak.

Sudah saatnya pendekatan pengelolaan Gunung Botak beranjak dari pola elitis menuju kolaboratif. Pemerintah provinsi, kabupaten, aparat keamanan, dan masyarakat harus duduk bersama dalam semangat keadilan. Koperasi yang ditambahkan bukan untuk memperbanyak masalah, tapi untuk memperluas pelukan ke semua penjuru kampung.

Saat hati pemimpin bicara, kita tahu bahwa ini bukan sekadar soal tambang. Ini soal harga diri rakyat, soal hak hidup yang setara, soal masa depan yang bisa diwariskan dengan bangga.

Gunung Botak harus jadi simbol keberkahan, bukan sumber perpecahan. Dan itu hanya mungkin jika semua diberi ruang, bukan dikekang.

Tambah koperasi, peluk semua anak negeri.
Itu bukan hanya harapan, itu seharusnya jadi kewajiban moral setiap pemimpin.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *