Dari Hulu ke Hilir: M. Rum Soplestuny Dorong Transformasi Industri Minyak Kayu Putih Buru

Buru-fokuspost.com-Anggota DPRD Kabupaten Buru dari Partai Golkar, M. Rum Soplestuny, mendorong pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata dalam melakukan hilirisasi minyak kayu putih.

Menurutnya, upaya ini penting agar potensi besar sumber daya alam di Buru dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat setempat.

Bacaan Lainnya

Kabupaten Buru selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil utama minyak kayu putih nasional.

Namun, sebagian besar hasil produksi masih dijual dalam bentuk biasa, tanpa diolah menjadi produk turunan yang bernilai tinggi.

Kondisi tersebut membuat masyarakat belum sepenuhnya menikmati hasil kekayaan alam yang mereka miliki.

Soplestuny menilai, hilirisasi menjadi strategi penting untuk mendorong kemandirian ekonomi daerah.

Ia menjelaskan bahwa pengembangan industri turunan seperti produk kesehatan, kosmetik, aromaterapi, hingga farmasi berbasis minyak kayu putih dapat meningkatkan nilai jual hingga beberapa kali lipat.

Selain itu, hilirisasi juga dapat membuka lapangan kerja baru dan memperkuat rantai ekonomi lokal dari hulu hingga hilir.

“Sudah saatnya Buru tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah. Kita harus berani melangkah ke tahap pengolahan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya dalam sebuah pernyataan di Namlea. Senin, (10/11).

Untuk mewujudkan hal itu, Soplestuny menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan pelaku usaha lokal.

Menurutnya, keberhasilan hilirisasi tidak hanya bergantung pada kemauan politik, tetapi juga pada kesiapan infrastruktur, riset, serta sumber daya manusia.

Ia juga mendorong adanya kemitraan dengan pihak swasta dan lembaga riset agar teknologi pengolahan minyak kayu putih di Buru dapat berkembang lebih modern.

Selain itu, Soplestuny meminta pemerintah daerah menyiapkan kebijakan dan regulasi pendukung berupa insentif bagi pelaku usaha serta perlindungan harga bagi petani dan penyuling tradisional.

“Selama ini para petani masih bergantung pada harga pasar yang tidak stabil. Dengan hilirisasi, nilai ekonomi bisa dikendalikan dan lebih banyak manfaat yang kembali ke masyarakat,” katanya.

Kabupaten Buru sendiri memiliki modal besar untuk melangkah ke arah hilirisasi.

Daerah ini memiliki hutan kayu putih yang luas, pengalaman panjang dalam penyulingan tradisional, serta dukungan politik dari berbagai pihak.

Dengan langkah konkret hilirisasi, diharapkan Buru dapat berkembang dari sekadar penghasil minyak kayu putih mentah menjadi pusat industri minyak kayu putih nasional yang berdaya saing tinggi.

Soplestuny optimistis, jika kebijakan ini dijalankan secara serius, Buru dapat menjadi contoh sukses pembangunan ekonomi berbasis sumber daya lokal di kawasan Indonesia Timur.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *