Editorial oleh: Muz MF. Latuconsina.
Tak ada jabatan yang hadir tanpa izin langit. Ketika Ruslan Arif Soamole kembali dipercaya menakhodai DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Buru, kita semua tahu, ini bukan sekadar hasil musyawarah struktural. Ini adalah amanah. Dan seperti setiap amanah, ia datang dengan tanggung jawab, bukan sekadar kehormatan.
Ucapan selamat dari Ketua Umum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, Gugum Ridho Putra, dan Fachirizal Bachmid. Bukan hanya bentuk penghormatan politik. Lebih dari itu, mereka mengirimkan doa dan harapan dari pusat partai—bahwa Ruslan mampu mengemban tugas ini dengan keteguhan iman, akhlak kepemimpinan, dan visi pengabdian kepada umat dan daerah.
Dalam khazanah Islam, pemimpin adalah pelayan. Bukan penguasa. Jabatan bukan alat memperkaya diri, melainkan sarana untuk menyejahterakan sebanyak mungkin orang. Ini prinsip yang harus dipegang Ruslan, terutama di tengah tantangan politik lokal yang kian kompleks. Ia harus menjadi jembatan, bukan sekat. Menjadi pemersatu, bukan pemicu perpecahan.
Kepemimpinan Ruslan selama periode sebelumnya telah menunjukkan arah yang baik. Namun kepercayaan yang datang untuk kedua kalinya adalah ujian yang lebih berat. Sebab publik tak hanya menunggu janji, tetapi ingin melihat bukti. PBB di Buru tidak boleh hanya kuat di atas kertas, tetapi hidup di hati rakyat. Dalam struktur, ia harus solid. Di lapangan, ia harus hadir.
Editorial ini ingin mengingatkan bahwa sebuah jabatan adalah ladang amal. Di sana ada ruang untuk berbuat, ada tempat untuk menanam kebaikan. Jika Ruslan benar-benar mampu menjadikan kepemimpinannya sebagai ibadah, maka jabatan ini akan meninggalkan jejak baik, bukan hanya di mata manusia, tapi juga di sisi Allah.
Kepada Ruslan Arif Soamole, selamat mengemban amanah. Jaga kepercayaan ini, karena ia tidak datang dua kali untuk orang yang mengkhianatinya. Jadilah pemimpin yang takut pada Allah, bukan pada kekuasaan. Sebab dari pusat partai di Jakarta, telah mengalir doa yang tulus—dan dari tanah Buru, kita semua menunggu bukti bahwa doa itu tak sia-sia.
Kaperwil Maluku (SP)