Fokuspost.com | Maluku – Daerah Pemilihan (Dapil) I, Kecamatan Namlea dan Kecamatan Lilialy serta Dapil II, Kecamatan Waiapo, Lolongguba, Wailata, Teluk Kaiyeli dan Batabual layak disebut sebagai dapil Neraka (panas) karena dari hasil menelusuran media ini, beberapa caleg untuk DPRD Kabupaten Buru sudah mempersiapkan 3 sampai 5 ratus ribu untuk 1 suara,
bahkan ada caleg yang siap lebih dari 5 ratus ribu.
Dari pantauan di lapangan, yang paling berpotensi terjadi politik transaksional adalah desa Namlea dan daerah Transmigrasi Kecamatan Waiapo dan Wailata kemudian diikuti desa-desa yang lain.
Beberapa warga yang diwawancarai baik di desa Namlea maupun di dataran Waiapo mempunyai jawaban yang sama bahwa kalau dikasi uang baru mereka mencoblos dan minimal 3 ratus ribu rupiah untuk DPR Kabupaten sedangkan untuk DPR Provinsi 1 suara minimal 250 ribu rupiah.
Harga suara berbeda sesuai tingkatan, semakin ke atas semakin kecil. Untuk DPR RI dan DPD bisa 100 ribu minimal 50 ribu.
Menurut mereka, ini momen 5 tahunan dan yang terpilih juga tidak akan memperhatikan mereka yang memilih.
Dari pengalaman Pemilu 5 tahun lalu, ada beberapa caleg yang membayar 5 ratus ribu rupiah dan minimal 250 ribu rupiah untuk 1 suara.
Biasanya para caleg ini membayar H-1 dan pada saat pagi hari saat pemilih hendak menuju TPS.
Pemilih yang enggan menerima uang adalah mereka yang sudah punya pilihan karena ada hubungan emosional dengan orang yang dipilih.
Fakta lain membuktikan bahwa tidak semua caleg main uang atau money politic (karena mereka memang tidak punya uang), tapi ada juga caleg yang punya uang tapi tidak mau menggunakan cara-cara seperti itu, dan tidak semua pemilih juga mau menerima uang.
Kaperwil Maluku (SP)