Di Pasar Timur Dobo, Rakyat dan Pemimpin Bertemu Tanpa Sekat

Oleh: Muz Latuconsina

Ada momen yang tidak bisa dirancang oleh protokol, tidak bisa direkayasa oleh kamera, dan tidak bisa dipalsukan oleh retorika: momen ketika rakyat merasakan kehadiran pemimpinnya sebagai sahabat, bukan sekadar pejabat.

Bacaan Lainnya

Itulah yang terjadi di Pasar Timur Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, saat Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, melangkah di antara lorong-lorong sempit pasar, menyapa para pedagang satu per satu dengan hangat dan tulus.

Bukan orasi yang disorot hari itu, bukan pula seremoni mewah di gedung megah. Justru yang menggugah adalah pelukan, jabatan tangan, dan senyum yang tak dibuat-buat.

Di tengah aroma rempah dan suara riuh tawar-menawar, hadir seorang pemimpin yang memilih mendengar lebih dulu sebelum berbicara. Dan rakyat pun menjawabnya bukan dengan tuntutan, tapi dengan doa.

“Katong samua dua periode, Bapak!” teriak seorang pedagang — bukan atas nama partai atau ormas, tapi dari lubuk hati yang merasa diperhatikan. Inilah bentuk kepercayaan paling murni dalam demokrasi: dukungan yang lahir dari kedekatan, bukan dari janji.

Dalam kunjungan yang tampak sederhana itu, Lewerissa memberi pelajaran penting: pemimpin sejati tidak berdiri di atas rakyatnya, melainkan berjalan bersama mereka.

Ia memahami bahwa denyut ekonomi Maluku bukan hanya di gedung perkantoran atau lembaran laporan, tapi ada di balik lapak sederhana, keringat pedagang kecil, dan harapan ibu-ibu pasar yang berjuang setiap hari.

Gubernur Lewerissa menunjukkan bahwa pemimpin tidak harus selalu berbicara, kadang cukup hadir dan mendengar. Kunjungan ini bukan sekadar agenda kerja ini adalah simbol politik kedekatan, sekaligus etika kekuasaan yang berpihak kepada rakyat kecil.

Semoga momen di Pasar Timur Dobo tidak menjadi sekadar cuplikan viral di media sosial. Lebih dari itu, semoga menjadi cerminan arah kebijakan yang berpihak, anggaran yang menyentuh, dan kepemimpinan yang merangkul.

Karena pada akhirnya, yang rakyat butuhkan bukan hanya pembangunan yang megah, tapi juga perhatian yang nyata.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *