FOKUSPOST.COM | CILACAP – Hasil Pantauan Tim FOKUS di lapangan beberapa waktu yang lalu di Proyek BBWS Citanduy yang di kerjakan oleh PT. Aura Sinar Baru.
Menyikapi informasi yang beredar di masyarakat, hingga membuat Tim FOKUS turut serta melakukan penelusuran ke lokasi proyek, atas dugaan penyimpangan Spek material tidak sesuai RAB.
“Karena dalam hal pengerjaan pemasangan batu talud penahan bahu jalan inspeksi,
ditemukan batu jenis picung (istilah di lapangan, red). Dimana diketahui, bahwa batu picung adalah batu gembur, tidak sekeras batu ciwuni (posland).” Hal tersebut menyimak atas pengakuan salah satu pekerja, yang menyebut bahwa batu yang digunakan adalah batu picung, dan ukuran adukan semen 1 berbanding 12 pada hari Jumat (25/11/22).
Tim FOKUS melakukan penelusuran di lokasi, tidak terlihat satu pun adanya pengawas, baik dari penyedia jasa maupun dari BBWS. Justru yang terlihat semuanya pekerja harian lepas, yang hampir rata-rata pekerjanya tidak memakai K3, seperti helm, rompi dan sepatu boot. Dan sepertinya, mereka bekerja tidak ada pemandu apalagi pengawas.
Untuk sementara, Tim FOKUS baru menelusur dua item pekerjaan, dimana diketahui bahwa untuk pembelanjaan terkait pekerjaan pun sudah tertuang dalam RAB.
Apalagi, jika bangunan yang uangnya dari negara itu dipergunakan untuk membangun infrastruktur, yang notabene belanja materialnya juga tertuang dalam RAB, selayaknya barangnya juga berkualitas dan bangunannya bermutu.
Bahkan, sempat juga Tim mewawancarai JR salah seorang masyarakat di lokasi pekerjaan, yang kebetulan petani pengguna air (Penerima Manfaat).
Atas beberapa pertanyaan yang dilontarkan, Ia pun mengatakan; “Saya saja sebagai petani kecil yang penghasilannya pas-pasan, tidak mau memakai batu seperti itu untuk pondasi rumah atau pagar. Karena batu picung itu gembur, dan jika kena panas gugur bisa hancur karena Rapuh, kekuatannya kurang,” ucapnya.
“Kami selaku petani hanya ingin menikmati bangunan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Jadi jangan sampai baru satu tahun umurnya, tapi sudah rusak dan keropos,” ucapnya.
Menyikapi segala kerancuan di atas, JR pun kembali menuturkan; “Kalau hal ini dibiarkan terus, bisa jadi masyarakat berasumsi bahwa BBWS citanduy lemah dalam pengawasan. Karena kita pun tidak menyalahkan kontraktor, ,, kontraktor adalah perusahaan bisnis, yang mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jadi, semua ini kembali kepada pengawasan para pihak yang sudah dimandatkan dan digaji oleh negara,” katanya.
Kami dari Tim FOKUS melakukan Konfirmasi kepada Heri melalui pesan WhatsAppnya, Heri, selaku Pelaksana dari PT Aura Sinar Baru, saat dihubungi Tim FOKUS dan dipertanyakan terkait persoalan di atas, tidak berkomentar.
Demikian pun Andi, staf yang mewakili BBWS, yang dihubungi Tim FOKUS, dan dipertanyakan terkait hal yang sama, pun No Comment, alias Bungkam. Minggu 4/12/2022.
(Team)