Diduga Toko Lina Banyuwangi Sarang B3 Berbahaya, Para Jongos Minta Berita Dihentikan

Banyuwangi, Kabupaten Buru — Toko Lina Banyuwangi, yang terletak di samping Pasar Unit 18, Desa Debowae, Kecamatan Waiapo, kembali menjadi sorotan. Diduga kuat, toko tersebut masih menyimpan sejumlah besar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) milik pasangan Syarifudin dan Feby, yang kini dijuluki sebagai “Raja dan Ratu B3 Gunung Botak.”

Pasangan ini dikabarkan telah menghilang sejak berbagai media ramai memberitakan aktivitas mereka. Hingga kini, toko Lina Banyuwangi juga tampak tidak beroperasi selama beberapa hari terakhir, menimbulkan kecurigaan dari warga setempat.

Bacaan Lainnya

“Pak Syarifudin dan Ibu Feby sudah tidak terlihat beberapa hari terakhir. Di dalam toko Lina Banyuwangi, diduga kuat masih ada B3 jenis sianida, kostik, dan karbon,” ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, Jumat (24/1/2024).

Tetangga dan Aktivitas yang Mencurigakan

Menurut keterangan tetangga Feby, toko tersebut biasanya buka setiap hari, namun kini tampak sepi dan tertutup rapat. Di sisi lain, para anak buah Feby tampak sibuk mencoba menghentikan pemberitaan tentang bos mereka. Mereka bahkan dikabarkan menghubungi berbagai pihak demi mengamankan situasi.

“Para pesuruh itu seperti rela mengorbankan banyak orang demi melindungi kepentingan Feby. Mereka benar-benar bekerja keras agar isu ini tak lagi muncul di media,” lanjut sumber tersebut.

Buronan Polda Maluku Utara

Dari informasi yang dihimpun, Syarifudin yang telah menjadi buronan Polda Maluku Utara menghilang lebih dulu, disusul oleh istrinya, Feby. Dalam bisnis haram yang dijalankan keduanya, Feby disebut lebih dominan dan bahkan dikenal memiliki sifat temperamental.

“Feby sering membentak siapa saja, termasuk oknum anggota yang dekat dengannya. Ia merasa dirinya kebal hukum karena ada seorang jenderal yang melindunginya,” ungkap sumber lainnya.

Feby juga disebut kerap menunjukkan arogansi dan merasa tidak ada pihak yang mampu menangkapnya. Sementara itu, aparat penegak hukum diharapkan segera menindaklanjuti dugaan ini, mengingat bahayanya B3 terhadap lingkungan dan masyarakat.

Kaperwil Maluku: Sulaiman Papalia

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *