DR. Junaidi Rupelu: Makna Memperingati HUT Kabupaten Buru dan Sejarah Panjang Kades Namlea dari Masa ke Masa

 

FOKUSPOST.COM | Maluku – DR. Junaidi Rupelu SE, M.Si,. mengingatkan warga Kabupaten Buru Provinsi Maluku, bahwa hari ini Kabupaten berjuluk Bupolo ini telah memasuki usianya yang ke-24 tahun.

Di perayaan HUT Kabupaten Buru yang ke-24 tahun ini, mantan Rektor Iqra Buru ini mengajak seluruh warga kabupaten Buru untuk meluruskan sejarah
dan menghormati jasa para tokoh yang telah bekerja keras sehingga kabupaten Buru semakin maju.

“Hari ini kita merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24. Pemekaran Kabupaten Buru
dan Namlea ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Buru berdasarkan UU №46/1999”, ujar Rupelu.

Lanjut Rupelu, sebagai salah satu warga Indonesia yang lahir, besar dan bersama para pihak lainnya ikut memberi muatan untuk kebesaran Namlea, maka kita wajib menyambut gembira dan merespon baik HUT Kab Buru ke 24.

Rupelu melanjutkan, namun kita juga harus jujur bahwa Namlea
memiliki rentang sejarah yang cukup panjang dan tokoh-tokoh yang telah berperan silih berganti, mereka bekerja keras dan bertekad membangun Namlea ke arah yang lebih maju, terbuka dan dihuni oleh siapapun dan dari manapun.

“Niatan suci dari semua pendahulu sudah terwujud dan kita rasakan saat ini, dimana Namlea sebagai kota yang terbuka untuk berbagai suku, golongan, pangkat, kedudukan dan jabatan”, tutur Salampessy.

Namun bagi mereka kata Rupelu, tolok ukurnya ada pada 2 indikator yaitu;
1. Niat dan
2. Perbuatan.
Niatan mereka para pendahulu untuk sebuah kebersamaan dari sebuah keragaman untuk maju secara ekonomi.

Sehingga di awal 1950-an lanjut Rupelu, mereka mendirikan sebuah perusahaan dagang yang diberi nama PT. GAPIB dengan pemilik saham sebanyak 119 orang yg terdiri dari berbagai suku, dan mereka berhasil menumbuhkan kegiatan ekonomi.

Rupelu menceritakan, bangunan perusahan tersebut berlantai 2 dengan ukuran 30 X 10 meter persegi yang terletak di pusat kota Namlea yang pada waktu itu Kepala Kampung Namlea dipimpin oleh Alm. Abubakar Wamnebo, sedangkan PT. GAPIB dipimpin oleh Alm. Saleh Hentihu.

Rupelu menjelaskan, adalah menjadi tanggungjawab kita semua untuk menengok masa lalu dari sebuah Kampong yang saat ini telah menjadi Ibukota Kabupaten dan tdk mustahil berpotensi untuk menjadi Ibu Kota Provinsi.

“Mari kita terus dan luruskan sejarah Namlea yang materialnya telah ada sebagaimana data pada Kantor Desa Namlea saat ini, bahwa Namlea sebagai Kampong pernah dipimpin oleh masing-masing;

1. Alm Bapak Halek Umaternate, 1915-1937.
2. Alm Bapak Abd. Ma’ruf Silmai, 1937-1948.
3. Bapak Abubakar Wamnebo, 1950-1974. 4. Abd. Karim teapon, 1974 hingga selesai. 5. Bapak Said Umasugi, Pj Kades 1990-1994.
6. Bapak Talim Wamnebo, Kades Namlea, 1994-2004.
7. Bapak Nasar Kabau. PJS. 2004-2005.
8. Bapak Husen Wamnebo Kades. 2005-2019.
9. Bapak Abd basir Toisuta. S.Sos. Pjs Kades 2019-2023 dan 10. Saleh Hentihu. S.Ag 2023 hingga kini.

Mata rantai sejarah panjang negeri ini yang sudah lebih dari 100 tahun telah mengninabobokan kita semua hingga kita lupa kepada asal dan akhirnya tidak bisa mengusul.

“Karena itu di penghujung tahun 2012 saya menemukan cerita dan inspirasi dari Alm. Bapak Co syukur, dilanjutkan di tahun 2013 dan di tahun 2021 ketika Bappeda Kabupaten Buru mengundang para pihak untuk mendiskusikan pemberian nama jalan dalam kota Namlea, disaat yang baik itulah saya melontarkan gagasan soal HUT kota Namlea”, ucap Rupelu.

Lanjut Rupelu, gagasan saya mendapat respon dari kepala Bappeda Hajib hentihu, Sp. M.Si.
Kini saatnya kita membuat dan meneruskan sejarah panjang yang tidak berkesudahan yang dimulai dari Kaiely sampai di namlea”, tutup Rupelu.

Kaperwil Maluku (SP).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *