Oleh: Drs. Muz Latuconsina, MF.
Peristiwa yang menimpa Kompol Cosmas Kaju Gae bukan hanya sebuah tragedi personal atau sekadar insiden dalam tugas kepolisian.
Ia menjadi titik krusial yang secara diam-diam menghantam semangat dan mental para aparat baik di tubuh Polri maupun TNI yang selama ini diminta untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan publik.
Di balik kesibukan mengamankan demo, acara besar, atau konflik horizontal, aparat sejatinya menyimpan satu harapan sederhana: mereka bisa pulang dengan selamat.
Namun, ketika seorang perwira pun menjadi korban tanpa kejelasan dan perlindungan nyata dari institusi, maka harapan itu mulai luntur. Yang tersisa justru rasa takut dan trauma.
Tak bisa dihindari, kalau kemudian banyak dari mereka kini mulai berubah cara berpikir.
Bukan lagi semangat penuh atau loyalitas total, tetapi muncul sikap masa bodoh yang mengkhawatirkan: “Apa mau terjadi, terjadilah. Yang penting saya selamat.”
Inilah kondisi yang sangat berbahaya. Ketika aparat yang seharusnya sigap justru memilih bersikap pasif, menjalankan tugas sebatas formalitas, dan enggan ambil risiko.
Mereka hadir, tetapi tidak hadir sepenuhnya. Mereka bergerak, tetapi hati dan pikirannya tidak ikut serta. Yang penting cukup terlihat bekerja—tak peduli hasilnya.
Kondisi ini akan melemahkan sendi-sendi pengamanan negara. Aparat menjadi tidak efektif, masyarakat kehilangan rasa aman, dan stabilitas pun ikut terancam.
Bila dibiarkan, trauma ini bisa menjalar dan menciptakan budaya baru: budaya abai dan acuh.
Negara tidak bisa tutup mata. Institusi wajib memberi kejelasan, keadilan, dan perlindungan nyata kepada setiap anggotanya.
Pemulihan psikologis, pendampingan moral, hingga reformasi prosedur pengamanan perlu segera dilakukan. Jangan sampai pengabdian yang dibayar dengan nyawa dibalas dengan ketidakpastian dan pengabaian.
Peristiwa Kompol Cosmas adalah alarm keras. Jika aparat terus merasa sendiri dan tak dilindungi, maka jangan heran jika pada akhirnya mereka pun memilih: biarlah apa mau terjadi, terjadilah.
Kaperwil Maluku (SP)