Evaluasi Perjalanan Politik Bella Sofhie: Antara Kritik Rakyat dan Kepentingan Tersembunyi

Oleh: Taib Warhangan, SH, MH.

Fenomena demo yang belakangan diarahkan kepada Bella Sofhie, anggota DPRD Buru dari Partai NasDem, tidak bisa dipandang hitam putih.

Bacaan Lainnya

Di satu sisi, demonstrasi merupakan hak rakyat untuk menyampaikan pendapat; tanda bahwa demokrasi masih berdenyut di Buru.

Namun di sisi lain, pertanyaan penting muncul: apakah benar aspirasi yang disuarakan itu murni mewakili kepentingan rakyat kecil, atau hanya gema dari segelintir kelompok dengan agenda tertentu?

Tulisan-tulisan di media yang mengangkat isu absensi atau kritik terhadap kiprah Bella Sofhie kerap terjebak pada narasi personal: ia jarang masuk kantor, ia abai terhadap tugas, ia tidak sejalan dengan ekspektasi publik.

Tetapi jarang sekali ada yang menimbang sisi lain kontribusinya misalnya kedekatannya dengan masyarakat kecil atau program-program yang pernah ia dorong. Media sering kali lebih memilih sorotan yang menggiring persepsi, daripada membuka ruang analisis yang utuh.

Di titik ini, publik perlu jernih membaca: kritik yang sehat tentu penting sebagai kontrol, tapi kritik yang diboncengi kepentingan politik hanya akan melahirkan konflik semu.

Apalagi jika gerakan yang mengatasnamakan rakyat ternyata didesain oleh mereka yang sekadar ingin menyingkirkan atau melemahkan satu figur.

Evaluasi terhadap perjalanan politik Bella Sofhie seharusnya berangkat dari dua hal:

1. Kinerja faktualnya – apakah ia benar-benar memberi manfaat, hadir, dan memperjuangkan suara konstituen.
2. Motif di balik kritik – apakah kritik itu konstruktif dan tulus, atau sekadar alat tawar-menawar elit.

Namun sebuah pertanyaan mendasar juga patut diajukan: andaikan Bella Sofhie benar-benar memilih untuk mengundurkan diri,

Apakah yang menggantikan dirinya akan mampu menjawab fenomena politik yang terjadi selama ini? Apakah dengan pergantian figur,

Rakyat Buru otomatis akan memperoleh jawaban atas harapannya? Ataukah pergantian itu hanya sebatas menambah angka kehadiran di daftar absen, tanpa membawa perubahan berarti bagi substansi perjuangan rakyat?

Sejarah politik di daerah ini sudah terlalu sering memperlihatkan pola yang sama: suara rakyat kerap dijadikan kendaraan oleh kepentingan kelompok.

Karena itu, tantangan bagi Bella Sofhie bukan hanya menjawab kritik, melainkan membuktikan dengan kerja nyata bahwa dirinya memang layak didukung rakyat.

Sebab pada akhirnya, politik tidak diukur dari seberapa sering seorang wakil rakyat duduk di kursi rapat, tetapi seberapa jauh ia mampu menyalurkan harapan rakyat ke dalam kebijakan yang nyata.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *