Oleh: Muz MF. Latuconsina
Terpilihnya Bupati Seram Bagian Timur, Fachri Husni Alkatiri, Lc. M.Si, sebagai Ketua PKS Maluku bukan sekadar pergantian kepemimpinan di tubuh partai, melainkan sebuah pesan kuat bahwa politik Maluku sedang mencari wajah baru. Fachri hadir bukan hanya dengan titel bupati SBT, tetapi dengan pengalaman nyata sebagai pemimpin daerah yang tahu betul denyut nadi rakyat di lapisan paling bawah.
Maluku hari ini membutuhkan pemimpin partai yang tidak sekadar piawai di ruang rapat, tetapi juga mampu menyelam ke dalam realitas masyarakat—menyaksikan langsung jerih payah nelayan, pedagang kecil, hingga petani di lereng-lereng gunung. Dari situlah lahir politik yang berakar, politik yang tidak terputus dari tanah tempat ia berpijak. Fachri dengan pengalaman memimpin SBT, membawa kesadaran itu ke kancah yang lebih luas.
PKS Maluku di bawah kepemimpinannya tentu dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana menjadikan partai bukan sekadar mesin elektoral, tetapi juga rumah pengabdian. Masyarakat menunggu, apakah PKS bisa tampil sebagai sahabat yang hadir dalam suka maupun duka, ataukah hanya sekadar tamu musiman saat Pemilu tiba.
Editorial ini percaya, sosok Fachri Alkatiri menyimpan potensi untuk menjawab keraguan itu. Gaya kepemimpinannya yang teduh namun tegas, kemampuannya merangkul perbedaan, dan rekam jejaknya di Seram Timur menjadi modal berharga untuk memimpin partai di tingkat provinsi.
Pada akhirnya, kepemimpinan Fachri di PKS Maluku akan diuji bukan pada seberapa kuat ia menguasai panggung politik, tetapi pada seberapa besar ia mampu menghadirkan politik yang menyejukkan, membangun, dan memberi ruang bagi setiap anak negeri untuk merasa memiliki masa depan bersama. Dari Seram Bagian Timur, kini Maluku menaruh harapan baru.
Kaperwil Maluku (SP)
