Gerak Cepat Bodewin Wattimena di Hunuth: Pemimpin yang Tidak Membiarkan Rakyatnya Sendiri

Oleh: Muz MF. Latuconsina

Ambon kembali diuji. Hunuth, yang seharusnya menjadi ruang hidup penuh damai, tersayat oleh konflik yang menyisakan luka, kehilangan, dan air mata. Namun di tengah bara yang masih berasap, hadir sosok pemimpin yang tak memilih diam—Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena.

Bacaan Lainnya

Seperti ayah yang bergegas pulang ketika anak-anaknya menangis, Bodewin turun langsung, menembus sekat-sekat keresahan warga. Ia tidak hanya mengatur langkah cepat dalam penanganan keamanan, tetapi juga memastikan denyut kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Bantuan bagi korban terdampak bukan sekadar formalitas seremonial, melainkan wujud empati seorang pemimpin yang memahami bahwa luka sosial hanya bisa sembuh dengan kehadiran dan perhatian nyata.

Di hadapan para korban, Bodewin Wattimena tidak hanya membawa paket bantuan, tetapi juga membawa harapan. Ia tahu, setiap tenda darurat yang dibangun, setiap beras yang dibagikan, dan setiap kata penguatan yang disampaikan, adalah jembatan untuk menghidupkan kembali rasa percaya di antara sesama.

Gerak cepatnya menjadi isyarat bahwa Ambon bukan kota yang dibiarkan rapuh oleh riak konflik. Di bawah kepemimpinannya, Ambon mesti berdiri kembali, dengan keyakinan bahwa kerukunan jauh lebih berharga daripada perpecahan.

Sejarah telah mencatat, mereka yang bergerak di saat gentinglah yang akan dikenang. Dan hari ini, Bodewin Wattimena menorehkan jejak itu—bahwa kepemimpinan sejati bukan diukur dari seberapa keras suara perintahnya, melainkan dari seberapa dekat ia hadir di tengah rakyatnya yang terluka.

Karena pada akhirnya, sebuah kota hanya akan pulih bukan oleh derap aparat atau gemuruh pidato, melainkan oleh keberanian pemimpinnya untuk hadir, mengulurkan tangan, dan menyalakan kembali api persaudaraan.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *