GMNI: Langkah Kecil dari Buru, Menapak Jalan Panjang Menuju Panggung Nasional

fokuspost.com-Kongres XXII GMNI yang digelar di Bandung, Jawa Barat, menjadi panggung nasional yang mempertemukan gagasan, semangat, dan cita-cita perubahan dari berbagai sudut Nusantara.

 

Bacaan Lainnya

Di antara gelora merah yang berkumpul, hadir sebuah suara baru dari Timur Indonesia DPC GMNI Kabupaten Buru.

Bagi sebagian orang, kehadiran ini mungkin hanya terlihat sebagai satu dari sekian delegasi. Namun sesungguhnya, ini adalah pijakan awal yang penuh makna.

 

Untuk pertama kalinya, GMNI Cabang Buru menapakkan kaki di arena kongres nasional. Sebuah momen bersejarah yang tak hanya mencatat kehadiran, tetapi juga menandai kebangkitan gerakan mahasiswa nasionalis dari tanah Bupolo.

 

Ketua DPC GMNI Buru, Aryfian Salasiwa, dalam pernyataan singkatnya menyebut bahwa

“langkah kecil kami ini bukan sekadar mengikuti kongres pertama, namun bagian dari sejarah baru dan awal dari era baru.”

 

Kalimat ini bukan sekadar retorika, melainkan cermin dari semangat membangun dari pinggiran—bahwa nasionalisme tak mengenal batas geografis.

 

Dalam kongres bertema “Membumikan Pancasila, Menguatkan Nasionalisme untuk Indonesia Raya”, GMNI Buru membawa semangat Marhaenisme dari ujung timur, dengan niat tidak hanya menyimak, tetapi ikut membentuk arah gerakan ke depan.

 

Mereka datang bukan sebagai penonton, tapi sebagai bagian dari narasi besar perubahan.

 

Kehadiran GMNI Buru adalah pesan simbolik: bahwa Pulau Buru tak hanya memiliki sejarah dan tambang emas, tapi juga menyimpan bara semangat juang pemuda-pemudi yang siap membawa perubahan.

 

Ini adalah cermin dari geliat baru organisasi-organisasi pergerakan di daerah yang mulai menyadari pentingnya berpikir nasional sambil tetap membumi secara lokal.

 

Kini, tugas besar menanti di depan. Sepulang dari kongres, semangat ini harus dirawat, jaringan harus diperkuat, dan gagasan harus dikembalikan ke akar rumput. Karena seperti kata Bung Karno, “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia.” Mungkin saja, salah satunya berasal dari Buru.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *