Oleh: Muz MF. Latuconsina
Gedung sederhana UPT Hiti-Hiti Hal-Hala, Passo, Ambon, mungkin tak mencolok. Namun, dari sanalah sebuah harapan besar untuk masa depan Maluku mulai menyala.
Di tempat itu, Gubernur Hendrik Lewerissa menyampaikan kabar menggembirakan: keberhasilan mengamankan alokasi anggaran lebih dari Rp 200 miliar, sebuah capaian luar biasa dibandingkan provinsi lain.
Dana ini akan diwujudkan dalam bentuk Sekolah Rakyat (SR) bukan sekadar institusi pendidikan, melainkan simbol kebangkitan sumber daya manusia Maluku.
Apa yang dilakukan Gubernur Lewerissa bukan hal sepele. Di tengah tantangan fiskal nasional, memperjuangkan anggaran sebesar itu untuk pendidikan menuntut lebih dari sekadar proposal.
Diperlukan visi, keberanian, dan kepercayaan diri untuk menyuarakan kebutuhan rakyat Maluku di tingkat pusat. Dan hari ini, Maluku memetik hasil dari perjuangan itu.
Kehadiran SR yang didesain representatif, lengkap dengan asrama, guru terbaik, sarana olahraga, dan bahkan beasiswa ke luar negeri, mencerminkan keseriusan pemerintah pusat dan daerah dalam menghapus ketimpangan pendidikan antarwilayah.
Ini bukan proyek mercusuar, tapi investasi strategis untuk menyiapkan generasi cerdas dan kompetitif.
Lebih dari infrastruktur, semangat yang dibangun adalah pemberdayaan dan keadilan sosial.
Negara hadir, tak hanya memberi akses, tetapi juga menjamin kualitas dan keberlanjutan. “Negara tanggung semua,” ujar Gubernur dengan lantang.
Ini bukan janji kosong, tetapi pernyataan politik dan moral bahwa setiap anak Maluku berhak atas pendidikan terbaik, tanpa terkendala ekonomi.
DPD RI pun memberikan dukungan penuh. Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, menyatakan kekaguman atas antusiasme siswa dan menyebut program ini sebagai wujud nyata komitmen Presiden terhadap Indonesia Timur.
Tentu, keberhasilan Sekolah Rakyat nanti tidak hanya ditentukan oleh besar anggaran atau megahnya bangunan.
Yang lebih penting adalah komitmen jangka panjang untuk membina karakter, disiplin, dan semangat belajar. Pesan Gubernur kepada para siswa untuk menghormati guru dan orang tua mencerminkan pemahaman bahwa pendidikan adalah proses yang menyeluruh, tak hanya kognitif, tetapi juga moral dan sosial.
Kini, tantangannya adalah memastikan agar anggaran yang fantastis itu benar-benar digunakan secara transparan, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Tidak boleh ada celah bagi pemborosan atau penyalahgunaan. Karena setiap rupiah dari anggaran tersebut adalah harapan ribuan anak Maluku untuk masa depan yang lebih baik.
Maluku hari ini sedang menulis bab baru dalam sejarah pendidikannya. Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar, tetapi fondasi bagi perubahan besar.
Jika dikelola dengan baik, maka dari gedung sederhana di Passo ini, akan lahir generasi unggul yang siap membangun Maluku dan Indonesia.
Kaperwil Maluku (SP)