Namlea-fokuspost.com-Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyampaikan keprihatinan mendalam setelah melihat langsung korban keracunan bahan kimia berbahaya yang dirawat di RSUD Lala, Namlea, Kamis (17/72025)
Di sela-sela peletakan batu pertama RSUD Lala. Ia menegaskan bahwa negara tidak boleh kalah menghadapi situasi darurat seperti ini.
“Saya melihat dengan mata kepala sendiri di RSUD Lala. Ini bukan cerita yang saya dengar dari orang lain. Korban keracunan akibat aktivitas ilegal di Gunung Botak nyata adanya. Tidak ada lagi toleransi terhadap kelompok-kelompok yang menolak penertiban,” tegas Hendrik.
Gubernur menegaskan bahwa negara adalah pemegang mandat pengelolaan sumber daya alam sebagaimana diatur dalam Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi:
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Menurutnya, negara tetap menjamin hak-hak masyarakat adat, namun penegakan hukum dan keselamatan publik adalah hal yang tak bisa ditawar. “Negara tidak bisa tunduk begitu saja. Kita menghargai masyarakat adat, tetapi keselamatan nyawa rakyat adalah yang utama,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Gubernur Hendrik akan menggelar rapat koordinasi teknis dengan instansi terkait untuk menyiapkan langkah konkret penertiban dan penutupan total Gunung Botak. “Tidak ada tawar-menawar lagi. Ini soal nyawa,” pungkasnya.
Kaperwil Maluku (SP)