Fokuspost.com | Maluku – Ditulis oleh Sulaiman Papalia, Jurnalis Fokuspost.Com.
Hendrik Lewerissa dan istrinya, Maya Baby Rampen,
dijemput secara istimewa sebagai tamu kehormatan oleh warga tujuh desa se-Kecamatan Manipa di Tomalehu Barat, Kecamatan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Sabtu, (12/10/2024)
Hendrik tidak datang dalam rangka kampanye sebagai calon Gubernur Maluku. Dia diundang khusus oleh Raja, staf dan pemuka masyarakat Manipa di kediamannya untuk mengikuti perosesi sakral penurunan dan pemasangan tiang alif masjid Ar-Rahman desa Tomalehu Barat.
Menurut anggota DPRD, Abu Silawane, bahwa yang hadir dalam pemasangan tiang alif dan penjemputan Hendrik juga berasal dari desa Namlea Ilath, Kecamatan Batabual, Kabupaten Buru. “Yang datang mengikuti pemasangan tiang alif dan turut menjemput kedatangan pak Hendrik juga berasal dari Namlea Ilath yakni kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berjumlah dua ratus orang lebih”, ujar Abu.
PERJALANAN SPIRITUAL
Sesungguhnya kehadiran Hendrik dan istrinya di pulau Manipa untuk pemasangan tiang alif bukanlah sebuah kebetulan mengingat dia beragama Kristen, melainkan ada tangan gaib yang membimbingnya menuju negerinya Kapitan Jongker tersebut.
Penurunan dan pemasangan tiang alif adalah bagian dari membangunan masa depan untuk kehidupan dunia menuju akhirat. Pemasangan tiang alif tidak sekedar pembangunan fisiknya tetapi juga pembangunan jiwa dan spiritualnya. Membangun sebuah peradaban selama kehidupan itu berada.
Momontum pemasangan tiang alif sebagai kesempatan memperoleh amal kebaikan yang banyak, karena setetes keringat yang dikeluarkan, seribu rupiah yang disumbangkan adalah bernilai ibadah yang dilipatgandakan, sebagaimana hadits Rasulullah yang berbunyi, “barang siapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun rumahnya di surga”.
Maka perjalanan Hendrik Lewerissa dan istrinya ke Manipa dalama rangka penurunan dan pemasangan tiang alif Masjid Ar-Rahman desa Tomalehu Barat adalah sebuah bonus untuk menghimpun amal kebaikan. Penulis menyebutnya sebagai PERJALANAN SPIRITUAL.
SIMBOL TOLERANSI BERAGAMA
Kehadiran Hendrik sebagai seorang Kristiani di acara penurunan dan pemasangan tiang alif masjid Ar-Rahman desa Tomalehu Barat adalah simbol toleransi umat beragama yang perlu dipertahankan untuk selamanya.
Usai raja memberi sambutan, Hendrik langsung diminta oleh raja untuk memberi sambutan di acara Taplak Adat Masyarakat Haikalima Hena Luaka yang dihadiri oleh Upu Henakanama Yase Helekota Tomalehu Barat selaku tuan rumah. Upu Hena Heli Loro Hua Ai Negeria Taniwara. Upu Hena Pua Luhu Limba Latu negeri Buano. Upu Hena Kelane Latu Yurasana Negeri Kelang. Upu Hena Lehe Lake Yela Talapuka. Upu Hena Luhu Tunilikuhite negeri Luhu, serta rombongan Yela Patilisa Hena Kupane dan rombongan Sela Surikamba Hena Asaure.
“Ini wujud sebuah toleransi dan kebersamaan yang nyata, sebab momentum ini jarang terjadi. Beta bersyukur menjadi saksi sejarah dan turut bersama dalam proses penurunan dan pemasangan tiang alif masjid Ar-Rahman Negeri Tomalehu Barat. Prosesi seperti ini merupakan kekayaan kearifan lokal Maluku yang sangat bernilai tinggi”, ujar Hendrik saat memberi sambutan.
Dirinya berharap, kebersamaan yang tercipta harus dijaga dan dirawat untuk Maluku yang lebih baik kedepan. “Bersama pak Abdullah Vanath, kami telah berkomitmen akan terus merawat toleransi dan keharmonisan hidup antar umat beragama di 11 Kabupaten/Kota di Maluku, dengan mewujudkan keadilan di berbagai sektor bagi semua agama”, ungkapnya.
Hendrik juga mengucapkan terima kasih kepada para upu sehaikalima henaluaka, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan serta tokoh masyarakat sehaikalima henaluaka se-pulau Manipa yang telah mengundang dirinya dalam rangka penurunan dan pemasangan tiang alif.
“Sebenarnya ada banyak sekali agenda yang harus beta laksanakan, tapi undangan ini menurut beta sangat mulia karena rumah ibadah, akhirnya beta putuskan untuk batalkan semua agenda lain demi menjaga tali persaudaraan yang telah dibangun oleh para leluhur yang masih terjaga dan terawat sampai saat ini melalui wadah haikalima henaluaka dapat mempersatukan warga masyarakat se-pulau Manipa, baik yang ada di Maluku bahkan di dunia cuma ada di Manipa”, tutur Hendrik
Semoga perjalanan Hendrik dan istrinya ke Manipa mendapat ridho dan berbuah amal kebaikan serta apa yang dicita-citakan diijabah oleh Allah SWT. Amin..amin…amin Ya Rabbal Alamin…
Kaperwil Maluku (SP)