Oleh: Muz MF. Latuconsina
Hari ini, di bawah langit merah putih yang berkibar penuh wibawa, Maluku menorehkan catatan baru dalam perjalanan sejarahnya.
Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 tidak hanya menjadi pesta kebangsaan, tetapi juga momentum bersejarah bagi Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa.
Untuk pertama kalinya sejak dilantik, ia berdiri tegak di podium kehormatan sebagai Inspektur Upacara, memimpin jalannya prosesi yang sarat makna.
Detik-detik itu bukan sekadar ritual kenegaraan. Ada getar simbolis yang melampaui seremonial: kehadiran seorang pemimpin yang untuk pertama kali menegakkan kepemimpinannya di hadapan rakyat, diiringi doa dan harapan yang begitu besar.
Di pundak Hendrik Lewerissa dan Wakil Gubernur Abdullah Vanath, tersimpan titipan masyarakat Maluku negeri para raja yang selalu menaruh kebanggaan dan cita-cita kepada pemimpin mereka.
Rakyat menanti bukan hanya pidato atau prosesi, melainkan bukti nyata bahwa kepemimpinan baru ini mampu menjawab kerinduan akan perubahan.
Bahwa semangat yang digemakan dalam pekik merdeka bisa terwujud dalam langkah-langkah konkret yang menyentuh kehidupan sehari-hari.
Maka, podium kehormatan hari ini bukan sekadar tempat berdiri, melainkan simbol awal dari janji yang harus ditepati.
Sebuah titik mula perjalanan panjang kepemimpinan di tanah Maluku. Dan rakyat, dengan segala doa dan keyakinan, berharap: Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath akan menorehkan babak baru yang penuh cahaya bagi Maluku, di usia kemerdekaan yang ke-80 ini.
Kaperwil Maluku (SP)