Fokuspost.com | Maluku – Oleh : Dr. M.J. Latuconsina,S.IP,MA
Staf Dosen Fisipol Universitas Pattimura
“Sukses bukanlah final, kegagalan tak terlalu fatal. Keberanian untuk melanjutkannya, yang lebih penting.” (Winston L.S. Churchill).
***
Setiap orang memiliki impian untuk menggapai cita-citanya, dan memiliki otoritas yang otonom, untuk berupaya menggapai cita-citanya, tanpa harus didikte oleh klik-klik dekatnya. Hal ini telah tertanam dalam memorinya sejak lama. Butuh kemampuannya yang didukung oleh sumber daya (resources), baik itu secara internal dan eksternal, agar ia benar-benar dapat merealisasikan secara rill impiannya tersebut. Jika tidak, tentu hanyalah angan-angan semata, yang sulit untuk diwujudnyatakan.
Fenomena itu ada pada sosok Muhammad Tadi Salampessy (MTS), yang biasa disapa dengan panggilan familiar Bang Tadi, dimana bukan keputusan dalam jangka waktu sehari untuk ia terjun ke pentas politik, dan selanjutnya tampil dalam kontestasi Pemilihan Walikota-Wakil Walikota (Pilwalkot) Ambon tahun 2024. Namun jauh sebelumnya, telah ia rencanakan untuk tampil dipanggung politik. Hal ini didukung dengan kapasitas dan pengalamannya. Sehingga sukses bisa berkiprah di gelanggang politik.
***
Sosok pria berkumis tebal asal Negeri Pelauw Pulau Haruku ini, merupakan kebalikan dari fenomena figur Ayodhia Gehak Lakunamang Kalake Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2023-2024. Dimana ayah dari Pj Gubernur Provinsi NTT ini adalah mantan pegawai Pos, yang anaknya terjun ke panggung politik. Sedangkan Bang Tadi adalah eks pegawai Pos, yang terjun ke arena politik.
Karier Bang Tadi sebagai pegawai Pos di P.T. Pos Indonesia (Persero) bukanlah pendek. Kemarin malam saya mengontak Bang Tadi via whattsap (wa), dan bertanya : “Momo Walikota berapa lama tugas di Kantor Pos ?”. Ia katakan, ”beta tugas di Kantor Pos selama 24 tahun.” Tentu 24 tahun bukan waktu yang sedikit. Banyak pengalaman tatkala ia masih aktif di P.T. Pos Indonesia. Bang Tadi katakan, tugas terjauhnya adalah di Tepa Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), dengan waktu penugasan selama enam bulan.
Berikutnya lagi, laki-laki hitam manis, yang murah senyum ini pun katakan, ia pernah bertugas di Tual saat masih bagian dari wilayah administratif Kabupaten Maluku Tenggara. Kemudian di Elat kabupaten yang sama selama 8 tahun dan di Larat yang ketika itu masih wilayah Kabupaten Maluku Tenggara selama 4 tahun. Baru kemudian Bang Tadi pulang kampung ke Negeri-nya Pelauw, dan dipercayakan menjadi Kepala Kantor Pos setempat selama 10 tahun.
Ia katakan, ”beta jadi Kepala Kantor Pos Kecamatan selama 22 tahun.” Dengan waktu pengabdian yang lama tersebut, Bang Tadi bertugas melalui roling job pada berbagai kecamatan yang terdekat, dan paling terjauh di Provinsi Maluku. Penugasan tersebut, membuat ia menguasai karakteristik kewilayahan Provinsi Maluku dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan geografis. Sehingga ia mengetahui solusi untuk menuntaskan berbagai problem tersebut melalui kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Relevan dengan itu, George A. Steiner dan John B. Miner (1997) dalam karyanya “Management Policy and Strategy” menyebutkan bahwa, secara lebih khusus kebijakan adalah pedoman untuk melaksanakan suatu tindakan. Kebijakan mengarahkan tindakan untuk mencapai sasaran atau tujuan. Kebijakan menjelaskan bagaimana cara pencapaian tujuan dengan menentukan petunjuk yang harus diikuti. Dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi, tentu secara rill akan konsisten mengkaselerasi pembangunan, sehingga sesuai dengan sasaran.
Terlepas dari itu, mendengar pengalamannya, saya pun katakan kepadanya, Bang Tadi layak mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur atau Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Provinsi Maluku. Pasalnya memiliki pengalaman penugasan kewilayahan dari Maluku Tengah, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar hingga Kabupaten MBD. Tapi dengan rendah hati ia katakan, ”Calon Walikota Ambon dulu”. Namun, sebenarnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Maluku tahun 2018 lalu, ia telah mengincar rekomendasi Partai Demokrasi Indonesa (PDI) Perjuangan untuk posisi Cagub.
Begitu juga terakhir ia mewarnai bursa Cawagub PDI Perjuangan untuk Pilgub Provinsi Maluku tahun 2024, dan ia juga mewarnai mewarnai bursa Calon Wakil Walikota (Cawawalkot) PDI Perjuangan untuk Pilkada Kota Ambon tahun 2024 ini. Rupanya, nasibnya belum beruntung, karena partai berlogo banteng kekar berliur putih ini, mengakomodir non kader PDI Perjuangan sebagai Cagub-Cawawalkot. Sebagai petarung politik sejati, ia tak patah semangat, dimana ia memiliki kalkulasi politik yang jitu.
Pasalnya menjelang penutupan pendaftaran, Bang Tadi bersama pasangan Cawawalkotnya Emmylh Dominggus Luhukay bertandang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Ambon pada pukul 23.00 WIT sejam menjelang berakhirnya penutupan pendaftaran Cawalkot-Cawawakot secara resmi. Duet pasangan ini kemudian mendaftarkan diri sebagai Cawalkot-Cawawalkot, yang dicalonkan oleh Partai Buruh yang memiliki 1 kursi di DPRD Kota Ambon, dan lima partai politik yang tidak memiliki kursi di DPRD Kota Ambon, yakni : PBB, PKN, Partai Gelora, dan Partai Ummat.
Berkas administrasi lengkap, KPU Kota Ambon pun tetapkan duet paslon ini bersama tiga paslon lainnya sebagai Cawalkot-Cawawalkot : Bodewin Wattimena-Ely Toisuta, Agus Ririmasse-Novan Liem, dan paslon Jantje Wenno-Syarif Bakri Asyathri. Kini Bang Tadi tengah berproses bersama paslonnya di Pilwakot Ambon. Eks Pak Pos ini, memiliki mimpi besar yakni, memenuhi ekspetasi warga Kota Ambon jika terpilih, dengan realisasi kesejahteraan, meningkatkan pelayanan publik efektif, efesien, non tarif yang menjangkau seluruh warga Kota Ambon. Serta mengakselerasi pembangunan fisik-non fisik agar Ambon menjadi sebuah kota modernis, yang layak, nyaman, aman dan indah dihuni warga Kota Ambon.
Kaperwil Maluku (SP)