Namlea-fokuspost.com-Pernyataan Isco Wajo yang mengaku sebagai pegiat hukum yang dimuat di salah satu media onlie, menuai kontroversi.
Dalam sebuah komentar yang beredar, Isco Wajo secara gamblang menyebut Koperasi Parusa Tanila sebagai pihak yang patut disorot karena penggunaan sianida di jalur H Gunung Botak (GB).
Namun pernyataan itu dinilai tidak hanya tidak akurat, tapi juga menyesatkan.
“Itu namanya asal bunyi. Jangan unju kebodohan, semua yang terlibat di GB, pakai sianida. Kalau dia pegiat hukum, seharusnya tahu dan bicara utuh, bukan pilih-pilih,” tegas seorang sumber dari internal kelompok relawan lingkungan yang sudah bertahun-tahun memantau aktivitas di GB.
Fakta di lapangan membuktikan, penggunaan sianida sudah menjadi metode umum di seluruh jalur penambangan GB, Di jalur A sampai H,
Aktivitas pencucian emas dengan bahan kimia berbahaya itu berjalan nyaris tanpa kendali.
Sianida dan merkuri beredar bebas, masuk lewat jalur tikus, dibeli oleh siapa saja yang punya modal, dan dipakai tanpa pengawasan.
“Ini bukan rahasia, ini dosa kolektif yang dibungkus diam dan kepentingan,” ujar seorang tokoh adat yang pernah terlibat dalam upaya mediasi penertiban GB. “Tapi anehnya, setiap ada tekanan, selalu ada pihak yang dikorbankan.”
Pernyataan Wajo pun dikhawatirkan menjadi bagian dari skenario pengalihan isu. Dengan menyasar satu koperasi secara selektif, publik bisa digiring untuk melihat seolah-olah hanya satu pihak yang bertanggung jawab,
Padahal faktanya kerusakan lingkungan di GB adalah hasil dari praktik bersama yang berlangsung bertahun-tahun.
“Yang bicara hukum harusnya mengungkap semua pelaku, bukan mengkambinghitamkan. Jangan-jangan dia juga sedang bermain atau sedang pasang badan untuk kepentingan tertentu,” tambah seorang akademisi di Namlea.
Gunung Botak sendiri sudah bertahun-tahun menjadi medan konflik tambang emas ilegal yang merusak lingkungan dan memicu kriminalitas.
Setiap upaya penertiban selalu menghadapi perlawanan. Sianida mengalir di sungai, menyusup ke tanah, dan merusak hutan—namun dibiarkan seolah tak ada yang salah.
Kini publik butuh keberanian lebih dari sekadar asal bunyi. Jika benar pegiat hukum, Wajo seharusnya mendorong penyelidikan menyeluruh terhadap kelompok yang menggunakan sianida.
Karena kebenaran tidak akan lahir dari kebohongan yang dikemas rapi, dan keadilan tidak bisa ditegakkan dengan membiarkan sebagian besar pelaku lolos.
Kaperwil Maluku (SP)







