Jumat Berkah dan Surat Cinta MDR Kepada Penjual Kerupuk

fokuuspost.com-Siang itu, 31 Oktober 2025, mentari Jumat menebar cahaya lembut di antara hiruk-pikuk jalanan kota Bogor.

Di sudut kecil yang sering luput dari pandangan, seorang penjual kerupuk duduk dengan dagangannya, ditemani harapan sederhana: ada rezeki hari ini.

Bacaan Lainnya

Tapi Jumat kali ini berbeda. Tuhan, dengan cara yang hanya Ia mengerti, sedang menulis kisah kecil penuh kasih lewat tangan seorang bernama Muhamad Daniel Rigan (MDR).

MDR tak hanya datang membawa bantuan, tapi membawa sepucuk surat cinta bukan surat dari manusia kepada manusia, melainkan seolah dari surga, lewat suara seorang istri kepada suaminya yang berjuang di bawah terik matahari.

“Aku tidak tahu kamu di mana, tapi aku tahu tangan Tuhan selalu bersamamu. Aku mohon kirimkan tanda cinta agar dia tahu aku tidak hanya menunggu, tapi aku berdoa.

Dan Tuhan mendengar, lalu Ia mengirimkan seseorang membawa berkah ini kepadamu.

Terimalah, bukan dari manusia, tapi dari kasih-Nya yang menjelma lewat tangan orang baik. Pulanglah dengan hati tenang. Aku dan anak-anak menunggu dengan cinta… Amin… Ya Rabbal Alamin.”

Saat kalimat terakhir itu dibaca, ada rasa yang sulit dijelaskan antara haru, syukur, dan kelegaan yang lama tertahan.

Di tangannya kini bukan hanya surat, tapi juga sejuta rupiah dari MDR, simbol kecil dari cinta yang besar. Bukan sekadar uang, tapi pesan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba yang sabar dan jujur dalam usahanya.

Surat cinta itu seolah menjadi jembatan antara langit dan bumi—antara doa seorang istri yang menanti dan tangan seorang dermawan yang peka.

Ia mengajarkan bahwa cinta tak selalu hadir dalam pelukan atau kata-kata manis, tapi kadang menjelma dalam kepedulian dan perhatian tulus dari orang yang bahkan tidak kita kenal.

Momen itu menjelma menjadi Jumat yang benar-benar penuh berkah. Di balik selembar kertas dan seikat rezeki, kita diingatkan bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, bisa menjadi jawaban doa seseorang.

Bahwa cinta sejati tidak mengenal jarak, dan kasih Tuhan sering kali hadir lewat tangan manusia yang hatinya lapang.

MDR mungkin hanya memberikan satu juta rupiah, tapi nilai sesungguhnya jauh melampaui angka ia memberi harapan, kehangatan, dan iman yang diperbarui.

Di dunia yang sering sibuk dengan kepentingan, kisah ini menjadi oase kecil: bahwa cinta dan kebaikan masih hidup, tumbuh dari hati yang ikhlas.

Dan di akhir hari, ketika penjual kerupuk itu pulang dengan langkah lebih ringan, mungkin langit pun tersenyum—karena di bumi, satu doa telah dijawab dengan indah.

Jumat Berkah bukan tentang memberi banyak, tapi tentang menghadirkan cinta lewat cara yang Tuhan sendiri pilih.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *