Tokoh adat Buru, Kaksodin Ali Wael, menyatakan dukungan terhadap upaya PT Global Emas Bupolo (GEB) dalam rencana pengangkatan material tailing yang selama ini menumpuk di Kali Anhoni, Kabupaten Buru. Menurutnya, kondisi sungai sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan lingkungan serta kesehatan masyarakat di wilayah sekitar.
Kaksodin menegaskan bahwa persoalan tailing di aliran Kali Anhoni bukan lagi isu biasa, melainkan masalah serius yang membutuhkan penanganan cepat dan terukur. Ia menilai inisiatif perusahaan tersebut merupakan langkah positif yang harus disambut baik, selama dilakukan sesuai standar lingkungan dan diawasi oleh otoritas terkait.
“Tailing di Kali Anhoni sudah terlalu lama menjadi ancaman. Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan semakin parah bagi ekosistem dan warga sekitar. Karena itu saya mendukung langkah PT Global Emas Bupolo untuk melakukan pengangkatan tailing secara profesional dan bertanggung jawab,” ujar Kaksodin, Minggu (16/11)
Lebih lanjut, ia mendesak Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, untuk mengambil langkah konkret dalam menyikapi situasi ini. Pemerintah provinsi, kata Kaksodin, memiliki tanggung jawab moral dan administratif untuk memastikan keselamatan masyarakat serta keberlanjutan lingkungan.
“Saya meminta Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa turun tangan secara langsung. Pemerintah jangan menunggu hingga terjadi bencana ekologis. Koordinasi, pengawasan, dan kebijakan yang tegas dibutuhkan sekarang, bukan nanti,” tegasnya.
Kondisi Kali Anhoni selama beberapa tahun terakhir memang menjadi sorotan akibat sedimentasi tailing yang menyumbat aliran sungai. Warga kerap mengeluhkan keruhnya air, risiko banjir, hingga potensi pencemaran yang dapat memengaruhi lahan pertanian dan kesehatan.
Kaksodin berharap, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat dapat menjadi titik awal pemulihan ekologis di kawasan tersebut. Menurutnya, penyelesaian masalah tailing harus berpijak pada kepentingan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Buru secara jangka panjang.
Kaperwil Maluku (SP)






