Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA
Staf Dosen Fisipol, Universitas Pattimura
“Pengetahuan adalah kekuatan. Dan kamu membutuhkan kekuatan di dunia ini. Kamu membutuhkan sebanyak mungkin keuntungan.” Merupakan qoutes dari Ellen Lee DeGeneres, seorang aktris berkebangsaan Amerika Serikat, yang pernah memenangkan nominasi Daytiem Emmy Award di tahun 2004 sebagai komedian terbaik.
Qutesnya itu relevan dengan sosok Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Prof. Dr. Dadang Hartanto, SH, S.IK, M.Si, dimana Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku ini memaknai pengetahuan adalah kekuatan.
Ia tidak hanya sukses dalam kariernya di Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dengan menyandang bintang dua dipundaknya saja.
Tapi ia juga sukses menjadi seorang Professor (Guru Besar), suatu gelar akademik, dan suatu jabatan fungsional tertinggi di Perguruan Tinggi (PT), yang tidak banyak dimiliki oleh para Pati Polisi aktif dijajaran Polri.
Pasalnya hanya segelintir Pati Polisi aktif dijajaran Polri, yang memiliki gelar akademik dan jabatan fungsional tertinggi Professor (Guru Besar), yang diberikan oleh PT di tanah air kepada mereka atas keahlian yang dimiliki.
Terlepas dari itu, seorang aparatur Polisi dijajaran Polri, memiliki pangkat terendah yakni :
1) Tamtama : Bayangkara Dua (Bharada) dan seterusnya,
2) Bintara : Brigadir Polisi Dua (Bripda ) dan seterusnya,
3) Perwira Pertama/Pama : Inspektur Polisi Dua (Ipda) dan seterusnya,
4) Perwira Menengah/Pamen : Komisaris Polisi (Kompol) dan seterunya serta
5) Pati : Brigadir Jenderal Polisi (Brgjen Pol) hingga yang tertinggi Jenderal Polisi. Bagi para aparatur Polisi dari tingkat Tamta, Bintara, Pama, Pamen dan Pati untuk naik pangkat seleval diatasnya.
Tentu mereka akan dinilai oleh atasannya berdasarkan sasaran kinerja internal institusi Polri mencakup : disiplin, kehadiran, dan kontribusi dalam tugas sehari-hari.
Rata-rata para aparatur Polisi dijajaran Polri dari tingkat Tamta, Bintara, Pama, Pamen dan Pati tersebut, dimana sesuai dengan profesinya lebih banyak mengejar karier mereka, untuk menyandang pangkat yang lebih tinggi.
Namun disamping itu, karena tuntutan pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada institusi Polri, maka kebanyakan dari aparatur Polri menempuh pendidikan, untuk meraih gelar sarjana di Perguruan Tinggi (PT)
Akan tetapi, para aparatur Polisi yang mengejar titel sarjana di PT, kebanyakan hanya pada jenjang Sarjana (S1), dan Magister (S2). Sedangkan hanya sedikit saja yang mengejar titel Doktor (S3).
Sebab membutuhkan kapasitas SDM serta biaya yang besar, untuk memperolehnya melalui kuliah di PT. Sementara untuk meraih gelar Professor (Guru Besar) tidaklah mungkin mereka menggapainya.
Pasalnya Professor (Guru Besar) adalah jabatan fungsional tertinggi untuk dosen di PT. Jabatan ini diberikan kepada dosen yang memenuhi persyaratan kualifikasi akademik (minimal doktor), pengalaman mengajar selama 10 tahun, dan memiliki publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi.
Lain halnya dengan Irjen. Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, SH, S.IK, M.Si, yang saat ini mengemban jabatan sebagai Kapolda Maluku.
Ia merupakan sosok Pati Polri yang tidak hanya mengejar pangkat pada level Pati Polri saja. Namun juga menempuh pendidikan mulai dari Sarjana (S1), Magister (S2) sampai dengan Doktor (S3).
Bahkan ia memiliki dua gelar Sarjana (S1). Diluar itu, ada sesuatu yang luar biasa, dimana ia adalah seorang Pati Polri yang memiliki gelar Professor (Guru Besar) di bidang Administrasi Publik. Pasalnya, hanya sedikit Pati Polri aktif memiliki gelar Professor (Guru Besar).
Diantaranya : 1) Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol.) Prof. Dr. Dedi Prasetyo, SH, M.Hum, M.Si, MM Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri).
Ia Guru Besar dalam bidang Ilmu Kepolisian di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), 2) Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Lemdiklat Polri).
Ia Guru Besar dalam bidang Ilmu Kepolisian di STIK, 3) Komjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroho, S.H., M.H. Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (Sekjend KKP RI).
Ia Guru Besar dalam bidang Ilmu Mediasi Kepolisian di Univeesitas Lampung (Unila).
Adapun Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, SH, S.IK, M.Si merupakan Guru Besar dalam bidang Administrasi Publik di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Umsu), yang dikukuhkan di tahun 2023 lalu.
Baik ia dan ketiga rekan Pati Polri tersebut bisa memperoleh Guru Besar (Professor), karena mereka disamping akif di Polri mereka rata-rata aktif sebagai dosen (akademisi) di PTIK.
Sehingga mereka bisa memperoleh Guru Besar (Professor), karena memenuhi syarat untuk memperolehnya disamping syarat akademik lainnya, seperti :
Memiliki gelar Doktor (S3), pengalaman mengajar selama 10 tahun, dan memiliki publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi.
Sosok Pati Polri kelahiran Surabaya, Jawa Timur 24 November 1971 lampau ini namanya mulai mencuat dan viral dimedia massa serta media sosial di tanah air.
Hal ini terjadi tatkala ia mengemban tugas sebagai komandan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Bayangkhara ke-79 pada 1 Juli 2025, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta pusat lalu.
Dimana, ia sempat mencuri perhatian Presiden Prabowo Subianto selaku inspaktur upacara HUT Polri tersebut.
Interaksi antara ia dengan Presiden Prabowo Subianto selaku inspektur upacara HUT Bayangkhara tersebut pun terjadi.
Laporannya selaku komandan upacara kepada Prseiden Prabowo Subianto yang sementara dipodium : “Upacara telah dilaksanakan, dilanjutkan dengan peragaan dan defile, laporan selesai,” Selanjutnya Presiden Prabowo Subianto menyampaikan :
“Terima kasih komandan upacara, sampaikan ke seluruh peserta upacara penghargaan saya, upacara dilaksanakan dengan semangat, tertib, disiplin.” Kemudian Dadang Hartanto mengatakan : “Siap terima kasih, Bapak Presiden, kembali ke tempat,”. Mengakhirinya Presiden Prabowo Subainto menyampaikan : “Sesudah upacara, menghadap saya,” yang disambut tepuk tangan para peserta upacara.
Terlepas dari itu, Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, SH, S.IK, M.Si merupakan profil Pati Polri, yang meniti karier Polisinya dari bawah hingga menjadi Kapolda Maluku.
Diantaranya : Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Senin 2005, Perwira Penghubung dan Protokol Staf Pribadi Pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pabungkol Spripim Polri), Kepala Kepolisian Resory (Kapolres) Caiancur 2011, Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Wakapoltabes) Bandung 2011, Sekretaris Pribadi Kepala Kepolsian Republik Indonesia (Sespri Kapolri) 2012.
Selanjutnya Asesoor Utama Bagian Penilaian Kompetensi Biro Pembinaan Karier Staf Sumber Daya Manusia Kepolisian Republik Indonesia (Bagpenkompeten Robinkar SSDM Polri) 2014,
Koordinator Staf Pribadi Pimpinan Kepolisian Republik Indonesia (Koorspripim Polri), Analis Kebijakan Madya Bidang Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Pideksus Bareskrim Polri) 2016, Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapoltabes) Medan 2017.
Kemudian ia mengemban jabatan sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Karorenmin Bareskrim Polri) 2019,
Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sumatera Utara 2020, Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Sespim Lemdiklat Polri) 2023,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (STIK Lemdiklat Polri) 2024. (Detik, Sindo, Umsu, Wikipedia 2025).
Dari karier polisinya secara khusus Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, SH, S.IK, M.Si sejak awal ekspert pada bidang reserse kriminal, yang memiliki tugas melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.
Dimana reserese kriminal menangani berbagai kasus kriminal, mulai dari kejahatan umum hingga kejahatan khusus seperti narkoba dan korupsi.
Sehingga ia merupakan sosok Pati Polri yang tepat ditunjuk oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), untuk mengemban jabatan Kapolda Maluku sejak 5 Agustus 2025 lalu.
Jabatan akademik tertinggi di PT dalam bidang Adminsitasri Publik, yang menjadi lokus kelimuannya adalah kepentingan publik (public interest), dan urusan publik (public affair).
Sedangkan yang menjadi fokus dari kelimuannya adalah teori organisasi dan ilmu manajemen. Publik di Provinsi Maluku, tentu memiliki ekspetasi agar Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, SH, S.IK, M.Si dapat mengkomparasikan pengalaman dan keilmuannya tersebut,
Untuk mengelola masalah keamanan dan ketertiban (Kamtibmas) di Provinsi Maluku, dengan senantiasa melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para stakeholder terkait beserta warga masyarakat, guna mensopport kinerjanya tersebut agar sukses.
Kaperwil Maluku (SP)