Oleh: Muz MF. Latuconsina
Di tengah dinamika sosial yang kian kompleks, kehadiran sosok pemimpin yang mampu menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di tingkat akar rumput menjadi oase yang menyejukkan.
Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang, S.H., S.I.K., M.M., menunjukkan bahwa kepemimpinan tak hanya soal mengatur dan menjaga keamanan, tetapi juga soal kepedulian, empati, dan komitmen terhadap masa depan generasi bangsa.
Melalui program Jumat Berkah, AKBP Sulastri kembali menegaskan bahwa Polri bukan hanya aparat penegak hukum, tetapi juga mitra yang hadir untuk memberdayakan masyarakat.
Penyaluran bantuan berupa beras, Al-Qur’an, dan kalam (pena Al-Qur’an) kepada 11 TPQ di Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, pada Jumat (19/9/2025), adalah cerminan nyata dari semangat berbagi yang tulus dan terstruktur.
Tak tanggung-tanggung, bantuan yang disalurkan meliputi 33 karung beras, 110 buah Al-Qur’an, dan 110 kalam, disebar merata ke TPQ-TPQ yang menjadi fondasi awal pendidikan keagamaan anak-anak di wilayah tersebut.
Ini bukan hanya soal angka, tetapi soal nilai. Nilai kebermanfaatan dan keberlanjutan, yang tentunya akan berakar kuat dalam semangat belajar para santri.
Kehadiran langsung personel Polres Buru, termasuk Kasat Binmas Iptu Bahtiar Teppo dan Kapolsek Namlea Iptu Charles Langitan, didampingi para Polwan dan Bhabinkamtibmas, semakin menegaskan bahwa program ini adalah hasil kerja kolektif yang dibangun dari visi kepemimpinan yang berpihak pada rakyat kecil.
Kita patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang, atas konsistensinya menjalankan program ini secara rutin. Di tengah padatnya agenda sebagai pejabat tinggi di wilayah hukum Polres Buru, beliau tetap menyisihkan waktu, energi, dan sumber daya untuk memastikan anak-anak di pelosok Buru mendapatkan akses belajar agama yang lebih baik.
Bagi masyarakat, bantuan ini mungkin tampak sederhana. Namun dampak moral dan spiritualnya sangat besar: anak-anak lebih semangat belajar, para ustadz dan ustadzah merasa diperhatikan, dan masyarakat merasakan kehadiran Polri sebagai bagian dari keluarga besar mereka.
Apa yang dilakukan Kapolres Buru adalah praktik nyata dari konsep “Polri Presisi” yang humanis dan proaktif. Tidak menunggu masalah muncul untuk bertindak, tetapi mencegah dan membangun dari akar—dari TPQ dan para santri yang kelak menjadi generasi penerus bangsa.
Semoga semangat berbagi ini terus menular ke jajaran Polres lainnya. Karena bangsa yang besar bukan hanya dibangun oleh infrastruktur dan teknologi, tetapi juga oleh nilai-nilai spiritual dan sosial yang kuat di tingkat masyarakat bawah.
Kaperwil Maluku (SP)