Dalam situasi pasca-konflik, kehadiran pemimpin yang peduli bukan hanya penting tetapi sangat dibutuhkan.
Di tengah luka dan trauma yang dialami para pengungsi akibat bentrokan di Hunuth beberapa waktu lalu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, Ny. Maya Lewerissa Rampean, menunjukkan bahwa kasih sayang sejati tidak mengenal sekat jabatan.
Kehadiran beliau di tengah-tengah para pengungsi bukan sekadar kunjungan seremonial.
Ny. Lewerissa datang dengan ketulusan, berbaur dengan warga, menyapa satu per satu, membagikan bantuan, serta menyemangati ibu-ibu dan anak-anak yang terdampak.
Sikapnya mencerminkan perhatian seorang ibu bagi mereka yang kehilangan rasa aman, bahkan tempat tinggal.
Bentuk perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh Ny. Lewerissa menjadi teladan penting, tidak hanya bagi para kader PKK, tetapi juga bagi semua elemen masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam kepemimpinannya, ia menegaskan bahwa PKK bukan hanya organisasi pemberdayaan keluarga, tetapi juga garda terdepan dalam membangun empati sosial.
Kasih sayang yang ia tunjukkan menjadi pengingat bahwa dalam menghadapi bencana sosial, sentuhan kemanusiaan jauh lebih bermakna daripada janji-janji politik.
Masyarakat membutuhkan figur pemimpin yang mampu merangkul, mendengar, dan hadir secara nyata di tengah duka mereka.
Di saat banyak pihak hanya diam atau menonton dari jauh, Ny. Lewerissa justru turun langsung dan menyuarakan harapan.
Tindakan ini bukan hanya meringankan beban para pengungsi, tetapi juga menyentuh hati publik bahwa kepedulian tidak harus menunggu momentum besar, cukup dimulai dari niat tulus dan langkah nyata.
Sudah saatnya semangat seperti yang ditunjukkan oleh Ketua PKK Maluku menjadi inspirasi luas. Karena dari kasih sayang yang tulus, lahirlah kekuatan besar untuk menyembuhkan, membangun kembali, dan memperkuat solidaritas kemanusiaan.
Kaperwil Maluku (SP)
