Buru-fokuspoat.com-Usai pengunduran dirinya dari kursi DPRD Kabupaten Buru, nama Bella Shofie bukan hanya meninggalkan ruang kosong di legislatif tetapi juga jejak keteladanan yang jarang ditemukan.
Bukan karena sensasi, bukan karena ambisi, tapi karena sebuah pengorbanan yang tak biasa: menyerahkan seluruh gaji dan tunjangannya untuk kaum duafa, anak yatim, dan para janda.
Sebuah keputusan yang sunyi tapi mengguncang nurani. Dalam dunia politik yang sering kali dicap keras, dingin, dan penuh kepentingan.
Bella menunjukkan bahwa empati dan pelayanan masih bisa menjadi alasan utama seseorang masuk ke dunia legislatif.
Kini, pertanyaan yang menggema di benak masyarakat: masih adakah Bella Shofie lain di DPRD Buru?
Masih adakah sosok yang bersedia duduk di kursi kekuasaan bukan untuk memperkaya diri, tapi justru untuk membagikan rezekinya kepada mereka yang terlupakan?
Masih adakah wakil rakyat yang benar-benar rela bukan sekadar retoris menjadikan jabatannya sebagai ladang amal, bukan ladang bisnis?
Kepergian Bella Shofie dari panggung DPRD seharusnya bukan menjadi akhir dari cerita kebaikan di ruang dewan.
Justru ini bisa menjadi awal untuk merenung: apa sebenarnya arti menjadi wakil rakyat?
Apakah hanya tentang hadir dalam rapat dan menyusun regulasi, ataukah juga tentang hadir dalam kehidupan nyata rakyat yang membutuhkan uluran tangan?
Waktu akan menjawab. Tapi hari ini, pertanyaan itu perlu terus kita ulang:
Masih adakah Bella Shofie lain di DPRD Buru?
Kaperwil Maluku (SP)
