Oleh: Muz MF. Latuconsina.
Samasuru,
Di tanah Sahapori, ketika langit mendung hanya meneteskan sebutir embun, sabda turun lebih dulu—
datang dari mulut Upu, lalu mengalir lembut ke dalam dada tiga tauwi: Mandalise, Samasuru, dan Matasiri. (13/7/2025)
Bukan tentang membangun dari awal,
tapi tentang menghidupkan kembali cahaya yang mulai redup,
tentang menyulam kembali sakralnya tempat sujud yang pernah jadi pusat ruhani dan adat negeri ini.
Jami Nandatu, nama masjid yang berarti “cahaya malam di Sahapori” rumah Allah yang tak lekang oleh waktu, dindingnya masih menggemakan doa para Upu dahulu,
Lantainya masih menyimpan jejak kaki anak negeri yang bersujud,
dan atapnya pernah menjadi payung bagi heningnya malam-malam dzikir.
Kini ia diperbaiki, bukan hanya oleh paku dan palu,
tapi oleh masohi, oleh hati yang terikat sabda,
oleh tauwi yang tahu diri bahwa tempat sujud harus dirawat sebagaimana kita merawat roh sendiri.
Tiga tauwi menjawab sabda, bukan dengan banyak bicara,
tapi dengan kerja bersama, dengan semangat adat, dengan niat yang bersih.
Sebab mereka tahu:
renovasi Masjid Jami Nandatu bukan memperindah bangunan, tetapi menghidupkan kembali marwah negeri.
Dan kelak, jika anak cucu bertanya:
“Siapa yang memperbaiki masjid ini?”
Maka jawaban tidak akan menyebut nama-nama,
tapi menyebut:
“Inilah kerja masohi, titah sabda sang Upu, dan kasih anak negeri kepada rumah Tuhan dan adatnya.”
Dan kami hanya bisa berdoa..
“Ya Allahu Allah, Sang Pemilik Langit dan Laut,
Hari ini kami tidak membangun dari kosong,
tapi memperbaiki warisan-Mu,
kami menyentuh Masjid Jami Nandatu bukan untuk mengubah,
tapi untuk menghidupkan kembali cahaya yang pernah Engkau tempatkan di sini.
“Berkatilah tangan-tangan Mandalise, Samasuru, dan Matasiri,
yang bekerja bukan hanya karena sabda,
tapi karena cinta dan iman yang Engkau tanamkan dalam dada mereka.”
“Jadikan renovasi ini sebagai bukti bahwa kami belum lupa,
belum lalai menjaga tempat-Mu,
dan belum surut memelihara adat yang Engkau ridai.”
“Ya Allah, Masjid Jami Nandatu ini kami rawat,
agar menjadi rumah sujud yang teduh,
tempat ruh anak negeri berserah,
dan tempat cahaya-Mu memancar ke hati-hati kami.”
Amin ya Rabbal Alamin.
Kaperwil Maluku (SP)