FOKUSPOST.COM | Maluku – Masyarakat yang tinggal di sekitar tempat beroperasi
PT. Ormat Geothermal di Kecamatan Lolong Guba Kabupaten Buru mulai ketakutan dan resah atas aktifitas ekplorasi yang dilakukan oleh perusahan Amerika tersebut.
Mereka memilih mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman. Anak-anak sudah tidak bisa bersekolah, beribadah pun sudah tidak bisa karena dihantui oleh rasa takut karena nyawa mereka menjadi taruhan.
Warga meminta Pemda harus bertanggungjawab dan memperhatikan keselamatan mereka.
Atas kejadian yang sangat merugikan masyarakat setempat,
Direktur SASI Kabupaten Buru, Deliana Behuku
meminta PT Ormat segera menghentikan eksplorasi dan angkat kaki dari petuanan masyarakat adat soar pito soar pa rechensap Kaiely Kecamatan Lolongguba Kabupaten Buru Provinsi Maluku karena dianggap menjadi bencana baru di wilayah tersebut.
Menurut Behuku, aktifitas PT. Ormat jangan hanya memikirkan keuntungan untuk perusahan tapi juga harus memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan warga sekitar.
Mereka juga mengeluh atas ketidakjelasan janji perusahan untuk memberi insentif kepada tokoh-tokoh adat dan desa.
Menurut Behuku, aktifitas PT Ormat sangat mengancam keberlangsungan hidup dan berpotensi merusak lingkungan setempat.
Behuku juga menilai, kehadiran PT Ormat menyebabkan konflik di tengah-tengah masyarakat karena dinilai tidak menghargai masyarakat adat setempat.
Lanjut Behuku, kehadiran PT. Ormat juga telah memporak-porandakan ruang hidup masyarakat setempat atas akses dan kontrol terhadap hutan dan lingkungan sekitar karena seluruh masyarakat di situ menggantungkan hidupnya sebagai petani di kebun dan menyuling minyak kayu putih.
Yafet Hukunala, salah satu warga setempat sangat menyesali aktifitas yang dilakukan oleh PT Ormat karena perusahan tersebut tidak melakukan sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat tahu dampak positif dan negatif yang muncul setelah dilakukan pengoboran.
Yafet mengisahkan beberapa perusahan pengoboran di Indonesia akibatnya sangat fatal terhadap lingkungan dan kelangsungan hidup warga sekitar.
Kaperwil Maluku (SP)