Anyer, Banten, Minggu, 2 November 2025
Pagi itu, meja makan sederhana kami terasa lebih hangat dari biasanya. Di hadapan saya, Danilo duduk dengan wajah ceria, menikmati setiap suapan sarapan yang tersaji.
Sambil memandangnya, hati saya terisi oleh rasa yang sulit dijelaskan antara haru dan syukur yang dalam.
Saya teringat masa kecil saya. Di usia Danilo sekarang, jarang sekali saya bisa menikmati makanan selengkap ini.
Namun anehnya, kenangan itu tak menghadirkan rasa iri, melainkan rasa syukur yang menenangkan.
Kini, saya bisa menyaksikan anak saya menikmati apa yang dulu sulit saya rasakan, dan hati ini pun ikut kenyang oleh kebahagiaan yang sederhana namun mendalam.
Ketika Danilo menghabiskan makanannya, saya tersadar: ternyata rasa kenyang bukan semata-mata tentang perut yang terisi.
Ada rasa kenyang lain yang jauh lebih nikmat kenyang yang lahir dari syukur. Saat hati kita penuh terima kasih atas setiap rezeki yang datang, sekecil apa pun itu, tubuh dan jiwa ikut merasakan kepuasan yang berbeda. Kenyang yang menenangkan, bukan sekadar mengisi.
Saya merenung sejenak. Jika setelah makan, perut penuh tetapi hati tetap hampa, mungkin itu tanda bahwa kita belum benar-benar mengenal rahmat-Nya.
Rahmat Allah tidak hanya hadir di nasi yang tersaji, tetapi juga dalam rasa cukup dan tenang yang Ia titipkan pada hati yang mampu bersyukur.
Sejak saat itu, saya belajar satu hal penting: terlebih dahulu kenyang karena syukur, baru kemudian karena makanan.
Makanan hanya mengenyangkan tubuh, tetapi syukur mengenyangkan jiwa. Dan kenyang yang lahir dari rasa syukur itulah nikmat sejati, nikmat yang tidak pernah habis meski piring telah kosong.
Di meja makan sederhana itu, dengan Danilo di hadapan saya, saya menyadari bahwa kebahagiaan sering datang dalam bentuk yang paling sederhana.
Senyum anak, suapan yang tak terburu-buru, dan hati yang lapang semua itu adalah rezeki yang tak ternilai. Dan lewat Danilo, saya belajar bahwa rasa syukur bukan sekadar kata; ia adalah rasa yang bisa membuat jiwa kenyang, hangat, dan damai.
Kaperwil Maluku (SP)







