Oleh: Muz MF. Latuconsina
Warga Wamsait, desa Dava, Kecamatan Wailata, Kabupaten Buru, kembali dihebohkan dengan penemuan mayat lelaki paruh baya yang mati kena sabetan benda tajam di jalur E Wamsait, Senin, 14 Juli 2025.
Wamsait, Anhoni, Gunung Botak (GB) dan sekitarnya bukan lagi sekadar kawasan tambang emas ilegal.
Ia telah menjelma menjadi zona kematian yang tak kunjung diakhiri. Informasi yang dihimpun, dalam dua bulan terakhir tercatat 50 jenazah masuk ke kamar mayat RSUD Lala Namlea.
Mereka bukan sekadar angka. Mereka adalah anak, suami, istri, ayah, dan ibu yang meninggalkan keluarga dalam duka mendalam.
Mereka mati karena dibunuh, tertimpa longsor, atau keracunan bahan kimia tambang. Mereka disuntik formalin untuk dikirim pulang ke kampung asal, sementara yang lain bahkan tak sempat dikenali.
Situasi ini tidak bisa lagi disebut sebagai “resiko tambang”. Ini adalah bencana kemanusiaan. Dan GB, secara moral dan sosial, telah memasuki stadium 4: kronis, membusuk, dan nyaris tak terkendali.
Yang lebih menyakitkan adalah kenyataan bahwa masih ada pihak-pihak yang menolak penertiban. Mereka berdalih soal ekonomi rakyat, padahal yang mereka lindungi hanyalah kenyamanan dalam zona abu-abu, keuntungan dari sistem yang tidak transparan, dan kedekatan dengan mafia tambang.
Pertanyaannya sederhana: di mana mereka saat jenazah dipikul dari gunung botak, jalur E, C, H dan lainnya di Wamsait?
Kalau saja korban itu anak mereka, adik mereka, atau pasangan mereka—masihkah mereka bicara tentang “jangan diganggu dulu, belum waktunya penertiban”?
Gubernur Maluku tidak bisa lagi menunda. Tindakan tegas dan terukur harus diambil sekarang. Penertiban tanpa keberpihakan pada kemanusiaan adalah kegagalan moral. Dan negara—sekali lagi—tidak boleh kalah oleh segelintir orang yang menikmati kekacauan di GB.
Sudah terlalu lama kita membiarkan Gunung Botak menjadi ladang mayat. Setiap hari penundaan berarti membuka peluang bagi kematian berikutnya. Dan setiap nyawa yang hilang karena pembiaran adalah dosa kolektif kita semua.
Kaperwil Maluku (SP)







