PWI Labuhanbatu gelar seminar sehari  sambut HPN tahun 2023

Ket.gambar : PWI Labuhanbatu beserta Nara sumber, Forkopimda Labuhanbatu foto bareng saat gelar seminar sehari  sambut HPN tahun 2023

Rantau Prapat-(fokuspost.com)

Bacaan Lainnya

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Labuhanbatu gelar seminar sehari dalam rangka kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2023 guna mewujudkan pers Profesional sebagai Mitra ‘Bolo’ Labuhanbatu di Aula Hotel Permata Land, jalan Ahmad Yani, kelurahan Kartini, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut, Kamis (2/2/2023)

Ketua PWI Roni Afrizal mengatakan, dalam seminar sehari dalam hal bagaimana menjadikan sosok wartawan yang Profesional di Kabupaten Labuhanbatu.

” Menjadi wartawan yang Profesional serta beretika harus kita miliki, Karena tantangan demi tantangan ke depannya sangatlah besar. Dalam hal ini kita mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu serta perusahaan salah satunya ASIAN AGRI, terima kasih telah memberikan dukungannya atas kelancaran acara ini semoga dengan kegiatan seminar ini, dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan serta keterampilan tentang Jurnalistik.” Sebut Roni.

Bupati Labuhanbatu, dr.Erik Adtrada Ritonga, MKM. di wakili oleh Asisten III Kabupaten Labuhanbatu Zaid Harahap, S.Sos mengatakan, pada tanggal 9 Februari kemaren kita telah merayakan Hari Pers Nasional yang di hadiri oleh Bapak Joko Widodo di gedung serbaguna Deli Serdang. Dalam pidatonya, Presiden secara pribadi memiliki pengalaman pribadi serta bersahabat dengan insan pers, mulai dari menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Presiden RI.

” Saya atas nama Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu pun memiliki kerinduan yang sama agar dapat menjalin relasi yang baik juga bersahabat dengan insan Pers.” Terang Bupati.

 

Menurut nya, informasi yang real, up to date, dan bekerja secara profesional kata Bupati, sesuai dengan fungsinya yakni mengontrol sosial roda pemerintahan, dengan berita berimbang, serta terus melakukan koreksi agar pemerintahannya tidak satu pihak karena pers memiliki peran penting sebagai pilar daerah dalam pembangunan dan penyebaran informasi kepada masyarakat luas, ucapnya.

” Selamat Hari Pers bersama kita Bolo Labuhanbatu untuk terwujudnya masyarakat Labuhanbatu yang berkarakter, maju, dan sejahtera Tahun 2024.

Pemerintah menyadari bahwa kerja besar transformasi bangsa ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Karena itu, Pemerintah selalu terbuka menerima masukan masukan dari insan Pers agar langkah langkah besar ini betul betul bisa tereksekusi dan di jalankan di lapangan, sehingga membawa perubahan dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Daerah Kita.” Sebut Bupati mengakhiri sambutannya.

 

Salah satu Nara sumber dari Provinsi Sumut yaitu saudara Sugiatmo Sag, MA. dalam paparan nya mengatakan, fenomena yang terjadi informasi yang di terima sering di jadikan bahan berita untuk di terbitkan di media masing masing oleh para wartawan. kenapa perlu Jurnalis Profesional di era digital saat ini.

” awal mula media sosial sebagai bahan berita ketika tsunami Aceh pada 2004, peristiwa pra dan pasca bencana dapat terdokumentasikan oleh seorang warga Aceh. (bukan wartawan) adanya kontribusi warga membuat masyarakat dunia mendapatkan gambaran yang valid pasti ketika kejadian tsunami sedang berlangsung.

Ketika COVID-19 sedang tinggi tingginya, ada sebuah hoax yang banyak di percayai oleh masyarakat. Hoax tersebut adalah sebuah video dan pesan berantai yang merekam seorang bayi berbicara.

Bayi tersebut mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi sebutir telur dapat menyembuhkan virus Corona. Akhirnya Kominfo merilis pernyataan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar.

Sugiatmo menambahkan Ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu, seperti yang di lansir pada laman Kominfo.go.id

” Perbedaan utama yang membedakan produk pers dengan media sosial adalah produk yang di hasilkan, pers produknya berita, media produknya informasi.” Ucapnya.

Berita kata Sugiatmo di olah oleh wartawan yang memiliki kompetensi, sedang media sosial bisa di tayangkan oleh siapa saja. Kemudian cara kerja pers memiliki tim yang di sebut dengan redaksi, sementara media sosial lebih bersifat pribadi atau perseorangan.

Terkait pertanggung jawaban dalam pers ada jenjang mulai tingkat pimpinan redaksi hingga wartawan, sedangkan di medsos tidak ada, dan dapat di sebarkan kapanpun oleh siapa saja,ujarnya.

Produk pers memiliki batasan oleh KEJ, sedangkan medsos tidak ada batasan, produk pers harus memiliki badan hukum minimal berbentuk PT sebagai legalitas, serta pers memiliki identitas yang jelas, sementara medsos bisa di palsukan.

Kemudian kata Sugiatmo Profesionalitas dalam pemberitaan menjadi keharusan bagi seorang wartawan, di antaranya tidak menyebutkan .nama dan identitas korban kejahatan asusila, tidak memberikan informasi yang menyesatkan pembaca atau publik, tidak menyiarkan berita bohong, serta wartawan tidak mencampuradukkan opini dengan fakta, ujarnya.

Seorang Jurnalis Profesional harus tunduk dengan kode etik Jurnalistik. Profesi ini kata Sugiatmo, harus melakukan verifikasi terhadap informasi yang di dapatkannya. Hal tersebut wajib di lakukan untuk menghindari adanya disinformasi atau kesalahpahaman dalam berita yang akan di sebarluaskan.

” Wartawan profesional adalah wartawan yang menaati kode etik Jurnalistik dan memenuhi standar kompetensi wartawan.” Sebut nya.

Dengan demikian maka kehadiran Jurnalis Profesional masihlah sangat di butuhkan. Karena mampu memberikan informasi serta berita ter-update yang relevan untuk publik dan tentunya sudah terverifikasi kebenarannya, Jurnalis Profesional mendidik masyarakat mengenai sebuah peristiwa serta bagaimana situasi tersebut mempengaruhi kehidupan masyarakat, tandasnya.

Kemudian Drs. Muhammad Syahrir, M.I.Kom dalam paparannya mengatakan, hanya orang ‘gila’ yang memilih Jurnalis sebagai Profesinya ( di kutip nya dari David Salzer Broder seorang wartawan Washington post, peraih Putlizer Prize tahun 1973).

” Bekerjalah sebagai wartawan yang Profesional dengan data dan fakta jangan dengan opini. Jika SDM wartawan berkualitas, produk Jurnalistiknya pasti baik, namun sebaliknya jika SDM nya rendah, karya Jurnalistiknya di pastikan buruk.” Tutur M.Syahrir.

Di acara sesi terakhir kegiatan seminar di lanjutkan dengan proses tanya jawab antara peserta dengan Nara sumber yang di bimbing oleh wakil Ketua bidang media siber dan Multimedia Austin Tumengkol

Turut hadir Dalam kegiatan seminar tersebut, Bupati Labuhanbatu dr.Erik Adtrada di wakili oleh Asisten III, Zaid Harahap, S.Sos, Kapolres Labuhanbatu, di wakili Humas Polres IPTU Arwin, Dandim 0209/LB yang mewakili , Ketua Dewan kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sumut, Drs.Muhammad Syahrir, M.I.Kom, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Sumut, Sugiatmo, Sag, MA, Ketua PWI Labuhanbatu, Roni Afrizal, Ketua KONI Labuhanbatu Ahmad Sofyan Ritonga , KNPI, OKP, jajaran anggota PWI, serta insan Pers dan tamu undangan.
(Herman Damanik)

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *