Raja Petuanan Kayaeli Pertanyakan Penertiban Gunung Botak Tanpa Pemberitahuan: “Tanah Ini Bertuan!

fokuspost.com – Para tokoh adat dari dataran tinggi dan rendah, termasuk Raja Petuanan Kayaeli Fandi Wael, Hinolong Baman Manaliling Besan, serta Kepala Soa Robot Nurlatu, menggelar rapat penting di Desa Kubalahin, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Jumat (12/12/2025).

Pertemuan berlangsung di kediaman Hinolong Baman dan turut dihadiri KNPI Buru, Taher Fua, fungsionaris, serta tokoh pemuda seperti Arifin Latbual, H. Umar Nurlatu, Estefanus Waemse, dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Raja Fandi Wael: “Gunung Botak ItU Bertuan, Dan Tuanya Ada Dalam Adat!”

Dalam forum tersebut, Raja Petuanan Kayaeli Fandi Ashari Wael menegaskan bahwa Gunung Botak memiliki tuanya, dan segala aktivitas di dalam petuanan adat wajib diketahui oleh para tokoh adat.

Ia mempertanyakan tindakan pemerintah yang melakukan penyisiran, penataan, hingga pengosongan kawasan tambang tanpa koordinasi.

“Sebagai mana yang katong tau kondisi terakhir tambang ilegal Gunung botak itu tiba tiba, kenapa beta bilang tiba-tiba karena sebagai Raja petuananan kayaeli beta (saya) tidak tau kalo mau ada penyisiran, penataan, pengosongan dan lain-lain. Apakah yang di lakukan itu sepengetahuan pemilik lahan atau kah pemangku Adat ini atau belum?” tegasnya.

Menurutnya, kedatangan pihak luar terkesan ingin masyarakat adat “patuh”.

“Iya kita patuh kepada tim Satgas, dalam hal ini atas nama pemerintah yah kita patuh, katong seng larang… katong berterimakasih untuk datang melegalkan sehingga masyarakat juga bisa bekerja dengan baik.”

Masalah Koperasi: “Lahannya Dapat dari Siapa Ini?”

Raja Kayeli juga mempertanyakan asal-usul koperasi yang tiba-tiba masuk tanpa sosialisasi kepada masyarakat adat.

“Kalo ini memang program pemerintah katong terbuka… tetapi hak hak dari masyarakat Adat ini sudah di selesaikan atau belum,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa masyarakat adat selama ini sangat kooperatif.

“Bagi beta sudah cukup lah Waiapo dari Savanajaya sampe Wansait itu kasih Gratis, tidak pernah katong minta apa apa dari pemerintah.”

Namun pemerintah dinilai justru hadir tanpa koordinasi yang baik.

“Lalu apakah ini pemerintah juga tidak datang minta baik baik, malah membenturkan katong sesama masyarakat Adat… sudah saatnya kita mampu buktikan bahwa tanah ini bertuan.”

Tokoh Adat Lain: Tidak Pernah Tahu Ada Koperasi

Hal senada disampaikan Hinolong Baman Manaliling Besan, pimpinan dataran rendah.

Ia menegaskan tidak pernah mengetahui keberadaan koperasi mana pun.
Dalam bahasa Buru ia menuturkan bahwa ia tidak pernah menandatangani apa pun berkaitan dengan koperasi, meskipun dikabarkan ada “5 koperasi ka, 10 koperasi”.

Kepala Soa Robot Nurlatu: “Gunung Botak Bertuan atau Tidak?”

Kepala Soa Robot Nurlatu ikut menegaskan:

“Apakah Gunung botak, kaku lea Bumi bertuan atau tidak, kalo bertuan kenapaa masuk tidak permisi?”

Pemuda Adat: Pemerintah Harus Hormati Tatanan Adat Buru

Tokoh pemuda adat, Arifin Latbual, meminta Pemerintah Provinsi Maluku menghargai struktur petuanan adat.

Ia menegaskan:

Pemerintah provinsi Maluku diminta untuk jangan benturkan masyarakat Adat dengan kepentingan pribadi… kewajiban koperasi belum selesai… apakah kita menyerahkan lahan ini hanya karena keikhlasan.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *