Oleh: Ibrahim Wael
Petuanan Kaiely adalah salah satu wilayah adat tua yang berada di pesisir timur Pulau Buru, Provinsi Maluku. Dalam lintasan sejarahnya, Kaiely bukan sekadar sebuah kampung, tetapi merupakan sebuah kerajaan adat (atau negeri raja) yang telah eksis jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
Kerajaan Kaiely terbentuk dari kumpulan soa-soa (kelompok kekerabatan adat) yang kemudian menyatu di bawah satu sistem pemerintahan lokal. Salah satu soa tertua dan paling berpengaruh dalam pembentukan kerajaan ini adalah Soa Wael, yang kemudian melahirkan garis keturunan raja-raja pertama Kaiely.
Menurut silsilah adat dan pengakuan tetua-tetua negeri, raja pertama di Petuanan Kaiely berasal dari Soa Wael, yang dipercaya merupakan keturunan asli penghuni pertama wilayah ini. Ia dikenal sebagai pemimpin karismatik yang mampu mempersatukan kelompok-kelompok kecil dan membuka jalur relasi dagang dan budaya dengan negeri-negeri tetangga.
Pada masa penjajahan Belanda, eksistensi Kerajaan Kaiely mendapat pengakuan formal dalam sistem zelfbestuur (pemerintahan sendiri) sebagai bagian dari struktur pemerintahan Hindia Belanda. Dalam arsip-arsip kolonial, raja Kaiely tercatat sebagai “raja daerah swapraja” yang memiliki hak memerintah secara lokal di bawah koordinasi Kontroleur Belanda di Namlea.
Dokumen Belanda mencatat bahwa Raja Kaiely memiliki wilayah kekuasaan yang mencakup kawasan pesisir dan sebagian pedalaman selatan Pulau Buru, serta memiliki relasi diplomatik dengan beberapa kerajaan lain di pesisir Seram.
Sistem pemerintahan Kerajaan Kaiely mengacu pada struktur adat Maluku, yang terdiri dari raja (kepala negeri adat), majelis Soa, dan pemangku adat lainnya. Raja bukan hanya kepala pemerintahan, tetapi juga simbol pemersatu adat dan penanggung jawab spiritual negeri.
Setiap pengangkatan raja selalu melalui mekanisme adat yang ketat, dan hanya keturunan dari soa asal (yakni Soa Wael) yang berhak naik tahta, sesuai hukum adat dan garis darah.
Hingga kini, Kaiely masih mempertahankan identitas sebagai negeri adat. Jejak historis kerajaan ini masih hidup dalam tradisi lisan, hukum adat, upacara pelantikan raja, serta struktur latupati (persekutuan adat antar-negeri).
Sejarah Kaiely adalah cermin perjalanan panjang sebuah masyarakat adat yang berakar pada nilai-nilai kekerabatan, kepemimpinan lokal, dan kedaulatan budaya. Raja pertama dari Soa Wael bukan hanya pendiri pemerintahan, tetapi juga simbol dari kedaulatan rakyat Kaiely yang diwariskan hingga hari ini.
Kaperwil Maluku (SP)