Tokoh Adat Buru Dukung Langkah Gubernur Maluku Tertibkan Gunung Botak

Tokoh adat Soar Pito Soar Pa di Kabupaten Buru antara lain Kepala Soa Titi Nurlatu dan kepala adat Mankerek Nurlatu menyampaikan dukungan penuh atas rencana Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, untuk melaksanakan penertiban aktivitas tambang ilegal di kawasan Gunung Botak pada 1 Desember mendatang.

Dukungan tersebut disampaikan setelah berbagai persoalan lingkungan, keamanan, dan sosial yang disebabkan oleh aktivitas penambangan tanpa izin semakin dirasakan masyarakat di sekitar wilayah itu.

Bacaan Lainnya

Menurut para tokoh adat, Gunung Botak bukan sekadar kawasan tambang, melainkan memiliki nilai historis dan kultural bagi masyarakat Buru.

Keberadaan situs-situs adat serta ruang hidup masyarakat adat di sekitar kawasan itu menjadi alasan penting mengapa penataan kembali harus segera dilakukan.

Mereka menilai selama bertahun-tahun aktivitas tambang ilegal telah memicu kerusakan hutan, pencemaran sungai, dan meningkatnya konflik antarpenambang, sehingga kehadiran negara melalui kebijakan penertiban dinilai sangat tepat.

Para tokoh adat juga menilai bahwa langkah Gubernur Maluku ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat, terutama setelah Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen nasional dalam penertiban tambang ilegal di berbagai daerah.

Menurut mereka, sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi momentum penting untuk mengakhiri praktik-praktik yang merugikan lingkungan dan masyarakat.

Penertiban ini diharapkan tidak hanya menghentikan aktivitas ilegal, tetapi juga menghadirkan tata kelola pertambangan yang lebih teratur dan memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal.

Dalam pernyataan tersebut, tokoh adat mengajak seluruh masyarakat Buru untuk menjaga ketertiban dan keamanan menjelang serta selama proses penertiban berlangsung.

Mereka menekankan pentingnya menjaga kondisi tetap kondusif agar upaya pemerintah dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik baru.

Para tokoh adat juga berharap agar pemerintah dapat melibatkan masyarakat adat dalam setiap tahapan penataan, mulai dari perencanaan, pengawasan, hingga evaluasi, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat setempat.

Para tokoh adat meyakini bahwa keberhasilan penataan kembali Gunung Botak akan membawa dampak positif yang besar bagi Kabupaten Buru.

Selain memulihkan kelestarian lingkungan, upaya ini diharapkan mampu mengurangi potensi kriminalitas, menciptakan kestabilan ekonomi masyarakat, dan membuka peluang bagi pengembangan sektor-sektor lain seperti pertanian, pariwisata, dan usaha lokal.

Mereka optimistis bahwa dengan dukungan semua pihak, Gunung Botak dapat kembali menjadi kawasan yang aman, bersih, dan bermanfaat bagi generasi mendatang.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *