Ambon-Salah satu tokoh masyarakat Maluku, Dr. Djunaidi Rupele, memberikan apresiasi terhadap sikap bijak dan penuh tanggung jawab yang ditunjukkan Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, dalam menyikapi kontroversi seputar sejumlah pernyataannya di hadapan publik.
Sebagaimana diketahui, pada Rabu malam, 30 Juli 2025, di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku, Abdullah Vanath menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Maluku, khususnya kepada umat beragama, atas beberapa ucapannya yang dianggap sebagian pihak kurang pantas diucapkan oleh seorang pejabat publik.
Dalam pernyataannya, Vanath menyatakan bahwa ada kalimat-kalimatnya yang mungkin menyinggung sebagian kalangan, meski tidak ada sedikit pun niat untuk merendahkan agama maupun nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Permintaan maaf itu ia sampaikan dengan tulus, disaksikan oleh para ulama, dan pimpinan MUI.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Djunaidi Rupele menilai sikap Abdullah Vanath merupakan cerminan dari kebesaran jiwa seorang pemimpin.
“Saya secara pribadi dan sebagai bagian dari masyarakat Maluku memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Abdullah Vanath. Tidak semua pejabat publik berani meminta maaf secara terbuka di hadapan tokoh agama dan lembaga resmi seperti MUI. Ini menunjukkan bahwa beliau bukan hanya bertanggung jawab, tapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan kearifan lokal,” ujar Dr. Djuanaidi.
Menurutnya, di tengah suasana sosial yang rentan disusupi provokasi, langkah Wagub Maluku untuk datang langsung dan menyampaikan permintaan maaf merupakan bentuk keteladanan yang patut dicontoh.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak terjebak dalam polarisasi yang tidak produktif, dan menjadikan peristiwa ini sebagai momentum memperkuat semangat persatuan.
“Maluku ini rumah kita bersama. Kita ini hidup dalam keberagaman agama, budaya, dan adat istiadat. Ketika ada ketegangan, cara terbaik menyelesaikannya adalah dengan hati yang jernih, kepala dingin, dan dialog yang tulus. Apa yang dilakukan Wagub sudah tepat dan layak dihormati,” tambahnya.
Dr. Rupele juga mengingatkan publik agar tidak menghakimi secara sepihak, apalagi menjadikan media sosial sebagai ruang peradilan massal.
Ia berharap masyarakat Maluku tetap mengedepankan musyawarah dan saling pengertian dalam menghadapi dinamika sosial-politik di daerah.
Dengan permintaan maaf yang telah disampaikan dan apresiasi dari tokoh-tokoh masyarakat, suasana kebatinan publik di Maluku diharapkan kembali sejuk, mengarah pada kebersamaan dalam membangun provinsi yang plural, damai, dan bermartabat.
Saatnya kita bersatu menjaga simbol perekat dari kedua tokoh Maluku Gubernur dan wakil Gubernur Maluku.
Kaperwil Maluku (SP)