UNIVA Labuhanbatu di ‘guncang’ kasus korupsi KIP Mahasiswa

Ket.gambar : Kampus UNIVA Labuhanbatu 

LABUHANBATU-(fokuspost.com)

Bacaan Lainnya

Universitas Al-Wasliyah Labuhanbatu di ‘ guncang’ dugaan kasus korupsi beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP)  karena  merugikan ratusan Mahasiswa di Jalan sempurna, Kelurahan Bakaran batu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut pada Kamis (14/3/2023)

Kedatangan Puluhan mahasiswa yang tergabung kedalam Aliansi Mahasiswa Peduli Univa Labuhanbatu melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor  Kejaksaan Negeri Labuhanbatu menuntut agar dugaan Korupsi beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) di lingkungan Universitas Al-Wasliyah Labuhanbatu di buka kan selebar lebarnya.

 

HFH salah satu mahasiswa Univa Labuhanbatu yang juga sebagai koordinator aksi saat di konfirmasi media Sabtu (18/3) mengatakan bahwa pihaknya memang benar melakukan unjuk rasa dan meminta kepada Kejari Labuhanbatu agar mengusut tuntas terkait adanya tindak pidana korupsi pada penyaluran dana beasiswa KIP di lingkungan Univa Labuhanbatu.

“Di Univa Labuhanbatu ada sebanyak 247 mahasiswa penerima bantuan beasiswa KIP dari pemerintah, yang mana setiap orangnya akan mendapatkan Biaya Kuliah sebesar Rp. 2,4 Juta dan Biaya Kehidupan sebesar Rp. 4,8 Juta. Tetapi nyatanya dalam penyaluran dana beasiswa tersebut terkhususnya pada Biaya Kehidupan yang seharusnya mendapatkan Rp. 4,8 Juta tetapi hanya mendapatkan Rp. 1,7 Juta saja, berarti ada sekitar Rp. 3,1 Juta yang dilakukan pemotongan dari pihak kampus”. Sebut Heri Kamis (14/3).

Senada dengan saudara Tarmiji selaku massa aksi dan juga salah satu mahasiswa penerima beasiswa KIP menyampaikan bahwa dirinya dan beberapa temannya diminta sejumlah uang yang katanya sebagai bentuk terimakasih kepada pihak kampus karena sudah mendapatkan dana beasiawa Kartu Indonesia Pintar.

“Awal mulanya saya dan 10 orang lainnya di kumpulkan diruang kelas oleh bapak Mifta lalu kami diberitahukan bahwa kami disuruh bayar uang terimakasih sebesar Rp. 3,1 Juta perorang dan semua uangnya dikumpulkan pada saya. Kemudian setelah selesai saya disuruh mengantarkan uang tersebut kewarkop netra oleh pak Miftah, dan saya langsung antar uang tersebut kewarkop netral dan langsung saya serahkan kepada pak Miftah disitu ada juga bapak Rektor Univa BUN dan Pak RUS”. Ucap Tarmiji

“Tidak sampai disitu kami juga diminta uang sebesar Rp. 1.025.000 perorang yang katanya untuk bayar administrasi seperti (Almamater, uang pembangunan, kaos, dan KTM) dan kami langsung bayarkan ke bank sumut yang ada disigambal, setelahnya kami juga ada membayar uang daftar ulang dari semester 1 dan 2 sebesar Rp. 25 ribu perorang”. Tambah Tarmiji

Tidak menunggu lama massa aksi langsung dipersilahkan masuk kedalam kantor Kejari Labubanbatu dan diterima oleh Kepala Seksi Intelijen, Firman H Simorangkir.

“Kasus ini kan sedang bergulir jadi kita tinggal menunggu hasilnya aja”. Ucapnya

Terpisah, Rektor UNIVA BUN Saat dikonfirmasi melalui via WhatsApp tidak aktif, Sabtu (18/3) terlihat contreng satu  tidak dapat terhubung sama sekali.

 

Hingga berita ini terbit pihak media terus menelusuri hingga dapat mengkonfirmasi Rektor salah satu Universitas yang ada di Labuhanbatu tersebut.(mk007).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *