Wagub Abdullah Vanath dan Politik Pesan yang Gagal Dipahami

Tajuk Rencana

Dalam setiap pernyataannya, Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath tidak hanya berbicara untuk hari ini.

Bacaan Lainnya

Ia menyampaikan pesan-pesan kebijakan yang sarat makna, terkadang simbolik, kadang pula kontekstual.

Namun, yang kerap terjadi adalah publik termasuk sebagian akademisi, elite politik dan aktivis gagal menangkap kedalaman makna tersebut.

 

Alih-alih ditafsirkan secara bijak, pernyataan Vanath justru dipelintir, dipersempit, bahkan dijadikan alat untuk menyerangnya secara politis.

 

Vanath bukan sekadar birokrat biasa. Ia adalah politisi yang kenyang pengalaman, mantan bupati sukses, dan kini berada dalam posisi strategis sebagai Wakil Gubernur Maluku.

Namun sayangnya, sebagian orang menilai sosoknya hanya dari permukaan.

 

Mereka tidak membaca konteks di balik pernyataannya, tidak mengupas lapisan ide yang ia sampaikan, dan tidak mencoba memahami perspektif yang dibangun.

 

Akibatnya, ruang publik dipenuhi kritik yang prematur, reaktif, bahkan cenderung tendensius.

 

Serangan terhadap Vanath seolah lahir bukan dari dialektika sehat, melainkan dari bias, asumsi, dan ketidakmampuan memahami narasi kepemimpinan yang berbeda dari kebanyakan.

 

Kita tentu tidak sedang mengatakan Vanath tanpa cela. Kritik adalah bagian sah dari demokrasi.

 

Namun, kritik yang baik lahir dari pemahaman yang utuh. Jangan sampai, karena gagal memahami, kita justru menjadi pembunuh karakter yang membahayakan iklim politik dan kebijakan di Maluku.

 

Di titik inilah pentingnya kedewasaan berpikir. Masyarakat harus dibimbing untuk menilai secara jernih, bukan dengan emosi sesaat atau penggiringan opini yang sembrono.

Setiap pemimpin punya gaya komunikasi yang khas. Gagal membacanya berarti gagal menangkap arah kebijakan yang ingin dibangun.

 

Maka dari itu, sebelum mengkritik, mari kita bertanya dulu: apakah kita benar-benar telah memahami apa yang ingin ia sampaikan?

 

Jika tidak, maka serangan yang kita lontarkan bisa jadi hanya cerminan dari kelemahan kita sendiri dalam memahami arah perubahan.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *