Wakapolres Buru Kompol H. Akmil Djapa Jadi Khatib Sholat Jumat di Masjid Al-Muhajirin Namlea

Fokuspost.com | Maluku – Wakapolres Buru Kompol H. Akmil Djapa bertindak sebagai khatib pada sholat Jumat di Masjid Al-Muhajirin BTN Tatanggo Desa Namlea Kecamatan Namlea Kabupaten Buru, Jumat, (29/3 2024).

Judul khutbah yang dibawakan Wakapolres adalah belajar sabar dan syukur dari Nabi Muhamad SAW.

Djapa dalam khotbahnya mengatakan, sabar dan syukur merupakan kesempurnaan iman dalam menjalani kehidupan di dunia, kehidupan dunia seseorang tidak akan pernah terlepas dari kesengsaraan dan kenikmatan.

Kata Djapa,
seseorang yang mendapat kesengsaraan baik yang tampak maupun tidak, maka pertama kali hendaknya ia menghadirkan sifat sabar, kemudian setelah itu, hendaknya ia bersyukur kepada Allah atas banyaknya nikmat lain yang telah dikaruniakan kepadanya, karena nikmat Allah sangat banyak dan luas.

Lanjut Djapa, sebaliknya mereka yang mendapatkan kenikmatan tentunya rasa syukur harus pertama kali ia hadirkan, kemudian setelah itu hendaknya ia terus bersabar untuk tidak menggunakan kenikmatan tersebut guna bermaksiat kepada Rabb-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang maknanya “sungguh perkara orang mukmin itu mengagumkan, semua perihalnya baik, dan hal itu tidak dimiliki seorangpun selain orang mukmin.

Kata Djapa, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan hal itu baik baginya. Jika tertimpa musibah, ia bersabar dan hal itu baik baginya.

Wakapolres Buru Akmil mengajak jamaah untuk meneladani dua sosok hamba Allah yang shalih dalam perkara sabar dan syukur.

“Yang pertama belajar sabar dari Nabi Ayyub Alaihissalam,
Ia menyampaikan bahwa Nabi Ayyub A.S. memghadapi beratnya cobaan hidup, tubuh yang digerogoti penyakit, kemiskinan yang menghimpit dan keasingan karena dijauhi masyarakat yang tidak tahan berdekatan dengannya yang penuh dengan penyakit.

Meskipun demikian kata Djapa, Nabi Ayyub A.S. sangat bersabar dan tetap bersyukur atas nikmatnya bermunajat kepada Allah SWT dalam doanya. Tak ada keluhan yang terlontar selain mengeluh kepada Allah swt, tak ada buruk sangka yang terlintas dibenaknya, yang ada hanyalah kesabaran dan prasangka yang baik kepada Allah.

Ia selalu berdzikir dengan kedua indra yang masih sehat, bertasbih kepada Allah SWT. siang dan malam, pagi dan sore hingga pada akhirnya Allah SWT. menyembuhkannya dan menilai Nabi Ayyub A.S. telah lulus dalam menghadapi ujian berat tersebut.

Kemudian Allah memberinya gelar sebaik-baik hamba yang amat taat kepada RABB-NYA. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Quran Surah Shad ayat 44 yang maknanya “Sesungguhnya kami dapati dia ( Ayyub ) seorang yabg sabar, dialah sebaik-baik hamba, sesungguhnya dia amat taat (kepada Rabbnya).

Yang kedua, belajar sabar dari nabi Sulaiman ‘Alaihissalam.

Berbeda nasib dengan Nabi Ayyub A.S. Nabi Sulaiman A.S. mendapat karunia kenikmatan begitu besar, melebihi hamba-hamba selainnya.
Kenikmatan tersebut berupa kerajaan yang menjulang tinggi, pasukan dari bangsa manusia, binatang serta kalangan jin, juga kemampuan untuk kerkomunikasi dengan mereka semua, dan bahkan mampu memerintahkan angin untuk berhembus kemanapun ia inginkan.

Namun semua kenikmatan tersebut disadari oleh Nabi Sulaiman sebagai ujian, yaitu agar ia menjadi hamba yang pandai bersyukur kepada Allah swt atas segala nikmat tersebut, dan pandai bersabar untuk tidak menggunakannya dalam kemaksiatan.
Nabi Sulaiman A.S. mampu bersabar dan kemudian menggunakan seluruh kenikmatan yang Allah SWT. karuniakan untuk pengabdian kepada Allah SWT.

Diakhir khutbah Akmil menyampaikan sekaligus mengajak jamaah agar senantiasa belajar kepada Nabi Ayyub A.S.dan Nabi Sulaiman A.S. sebagai motivasi dalam mengarungi kehidupan ini, bahwa pandai bersyukur merupakan kebaikan yang akan membuahkan kebaikan-kebaikan berikutnya, sehingga Allah pun memuji dua golongan tersebut dengan sebaik-baik hamba yang amat taat kepada RABB-NYA.

Akmil menyampaikan bahwa sabar dan syukur tidak dapat dipisahkan. Dibalik sabar ada syukur dan dibalik syukur ada sabar. Siapa saja yang Allah uji dengan salah satu dari keduanya, tentu ia pasti mampu melewati ujian tersebut, karena Allah tidak akan membebani seorang melainkan orang tersebut mampu untuk menjalaninya.

“Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang senantiasa mampu sabar dan syukur yang merupakan sifat mulia, Aamiin Ya Allah Doa Akmil khutbahnya”, tutup Akmil diakhir khotbahnya.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *