Wali Kota Ambon Jangan Tutup Mata, Pasar Gotong Royong Butuh Perhatian

Oleh: Muz MF. Latuconsina

Di tengah semangat penataan kota yang terus digaungkan, satu sudut jantung Kota Ambon seolah luput dari perhatian: Pasar Gotong Royong.

Bacaan Lainnya

 

Bangunan pasar tiga lantai yang dulunya menjadi simbol semangat ekonomi rakyat kini menjelma jadi simbol pembiaran.

 

Kumuh, kotor, dan penuh sampah itulah kesan pertama yang tertangkap, hanya sekitar 200 meter dari Kantor Wali Kota dan selemparan pandang dari Dermaga Yos Sudarso.

 

Mirisnya, kondisi ini seolah tak terlihat oleh pemangku kebijakan. Fokus pembangunan terpusat di kawasan Mardika dan Batu Merah, sementara Pasar Gotong Royong yang secara strategis berada tepat di jalur utama lalu lintas warga dan wisatawan dibiarkan merana.

 

Padahal, para penumpang kapal, baik domestik maupun mancanegara yang turun di dermaga dan berjalan menuju pusat perbelanjaan Amplas, akan langsung disambut oleh pemandangan yang mencoreng wajah kota: sampah berserakan, bangunan lapuk, dan kesemrawutan yang tak terurus.

 

Sebagai pemimpin, kepekaan terhadap lingkungan sekitar harus lebih tajam daripada sekadar mengikuti arus prioritas pembangunan.

 

Apalagi Pasar Gotong Royong hanya berjarak sepelemparan batu dari pusat pemerintahan kota. Tidakkah cukup dekat untuk sekadar berjalan kaki dan melihat langsung?

 

Ambon tak hanya dinilai dari proyek-proyek besar, tetapi dari bagaimana kota ini memperlakukan sudut-sudut kecilnya. Dan Pasar Gotong Royong adalah salah satu sudut yang bersuara sayangnya, belum didengar.

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *