Foto : Selebaran Kertas Dugaan Rencana Aksi Mahasiswa Ke Mapolres L.Batu, Sumut.
Labuhanbatu-fokuspost.com-Beragam tanggapan ratusan warga Pulo Padang, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, tentang aksi di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Labuhanbatu terkait rencana aksi mahasiswa yang menuntut agar GSR di bebaskan, Rabu (29/5/2024).
Berbagai sentilan terlontar dari mulut warga Pulo Padang terkait aksi yang ingin menyuarakan tentang keadilan dan kebenaran tersebut.
Disamping itu, sorotan semua mata memandang aksi tersebut terindikasi di ciptakan agar publik menilai bahwa pihak penegak Hukum di anggap pincang sebelah atau tidak berpihak kepada keadilan hukum.
Segelintir warga yang menamakan masyarakat menentang beroperasi nya PT PPSP menganggap, bahwa GSR dianggap sebagai pejuang Lingkungan.
Upaya demi upaya di lakukan sampai sampai melibatkan Mahasiswa untuk menggoyang Polres Labuhanbatu
Ditambah lagi, dari selebaran yang di sebarkan yang mengatasnamakan aliansi Mahasiswa Melawan memuat bahwa, penangkapan si GSR seolah olah tidak pernah melakukan dugaan tindakan melanggar hukum.
Di selebaran tersebut di jelaskan, bahwa penangkapan terhadap GSR yang sedang duduk dan beristirahat di kelilingi oleh masyarakat.
Tetapi karena jumlah polisi terlalu banyak dan GSR ditarik bahkan baju GSR hampir terbuka yang di akibatkan penarikan oleh pihak kepolisian dan bagian dadanya sedikit terlihat.
Atas penarikan tersebut, lalu dia terhempas ke tanah tapi pihak kepolisian tetap melakukan penarikan paksa dan GSR di masukkan dari belakang mobil yang mana GSR tidak muat di situ secara paksa masuk oleh pihak kepolisian.
Dari selebaran yang di sebarkan itu sempat menuai kritikan dari warga asli Pulo Padang yang mengikuti peristiwa hingga pada waktu pengamanan terhadap 6 oknum pendemo Termasuk GSR salah satu didalamnya.
” Koq heboh kali berita tentang si GSR tuh. Sampai sampai di cap menjadi pejuang Lingkungan (apa gak Hoaks itu). sebenarnya masyarakat mana rupanya yang di bela adik adik mahasiswa itu ” kritik narasumber terpercaya yang ogah di publish namanya .
” Kami sebagai warga asli Pulo Padang berdoa dan berharap agar Kapolres Labuhanbatu jangan mau di intervensi dalam permasalahan pelanggaran hukum yang diduga di lakukan GSR.” ujar sumber yang tidak mau dipublikasi dan mengetahui kronologi kejadian.
Kami yakin, jejak digital yang diduga sudah di lakukan oleh GSR sudah cukup kuat yang menjadi barang bukti Polres Labuhanbatu untuk membungkam oknum yang selama ini sudah berkali kali di beri himbauan dan peringatan oleh pihak APH.
” Ada pepatah mengatakan ‘ mana mungkin ada asap kalau gak ada api’. maknanya apa?, mana mungkin kepolisian (Polres Labuhanbatu.red) berani menahan GSR, kalau tidak ada jejak digital tindakannya yang melawan secara hukum.” ucap sumber.
Sumber juga menduga, GSR yang tidak tahu apa apa tentang politik, kemungkinan sengaja di tumbalkan oleh aktor intelektual yang tidak bertanggung jawab atas pengamanan yang di lakukan Tim PAM Polres Labuhanbatu terhadap diri GSR, terangnya.