Kaos Muhamad Daniel Rigan dan Tukang Becak

Oleh Sulaiman Papalia, jurnalis Fokuspost.com.

PADA suatu sore menjelang malam di sudut pasar kota Namlea, diantara hiruk pikuk para penjual dan pembeli, duduk seorang pria tua dalam becaknya dengan tenang, matanya menerawang ke kejauhan, wajahnya berkeriput, tangannya gemetar, tanda dia sudah tidak muda lagi…

Bacaan Lainnya

Dari tatapannya, terlihat penuh kisah hidup yang berliku dan terjal serta tak dapat terucapkan. Dengan celana lusuh dan sendal jepit yang sudah hampir putus, kopiah hitam yang mulai menguning, kaos yang dipakai bergambar Muhamad Daniel Rigan sedang tersenyum, sebuah gambar yang memancarkan aura ketenangan dan kebijaksanaan….

Satu tangannya diletakkan di belakang kepala, sedangkan satunya di besi kecil yang menopang penutup becak. Wajahnya yang penuh keriput bukan tanda kelelahan, melainkan bukti perjuangan, pengalaman, dan ketabahan. Setiap garis di wajahnya adalah ceritera, setiap helaan nafas adalah doa, dan setiap tatapan adalah perjalanan hidup…

Bapak tua pengayuh becak itu mengajarkan bahwa kehidupan bukan tentang seberapa cepat kita berlari, tetapi bagaimana kita memahami setiap langkah. Kebijaksanaan sejati datang dari kesabaran, dan ketenangan sejati lahir dari hati yang lapang….

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *