Kurang Nya Pengawasan Rekanan Dan Kabit SMP Juga Kabit SD.Sehinga Paku Bekas Berserak SD.N 10

Pirnas.Com | Batu Bara – Gawat, Kayu Berpaku Bekas Rehab Sekolah SDN 10 Guntung Nancap Dilingkungan Bermain Siswa.hal Ini Nampak jelas kurang Nya Perhatian dari rekanan dan pihak dinas Tersebut.

Batu Bara Paku 5 inci, besi karatan dan pecahan kaca dari kayu bekas pembongkaran rehab plafon sekolah SD Negeri 10 Guntung Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara meresahkan orang tua siswa dan Guru sekolah.

Pasalnya ditengah halaman bermain dan lingkungan aktivitas anak-anak yang merupakan siswa/ i seperti didepan ruang kelas/ lokal kelas 4, 5 dan 6 sekolah SDN 10 Guntung tersebut, berserakan kayu bekas dengan paku besar karatan tertancap jelas serta besi panjang dan karatan berseliwiran, Jumat (29/08/2024).

Sementara biaya kegiatan tersebut melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2024 Disdik Batu Bara yang dilaksanakan oleh CV. Credesain Konstruksi dengan pagu yang cukup besar mencapai Rp199.580.136 untuk rehab tersebut.

Salah seorang orang tua siswa Dao menyebutkan bahwa beberapa hari yang lalu ada anak perempuan SD kelas 2 tersebut kakinya tertancap paku akibat bermain didekat bongkahan kayu bekas, dan diketahui bahkan dibantu oleh salah seorang guru kelas bu Rosdah untuk membersihkan darah berceceran,paku Akibat kurang nya pantauan dari pihak Sekolah dan Kabit SD dan Kabit SMP ujarnya.

Hal senada juga dikatakan salah seorang siswa berinisial M murid kelas VI, ia menyebutkan bahwa sudah banyak yang kena paku akibat bermain didekat bongkaran kayu itu, ucapnya.

“Ya pak, banyak kawan aku main dokat sini pak, antah hari apo tu, ado duo atau tigo yang kono paku, tapi yang kono kono sikit banyak pak, orang Guntung ujung sanan,” jelasnya yang cepat.

Sedangkan Kadis Pendidikan Jonnis Marpaung saat dikonfirmasi wartawan, tidak dapat dihubungi terkait kejadian ini, namun Faisal PPK kegiatan tersebut berjanji akan menertibkan sisa kayu pembongkaran itu.

Pantauan wartawan, kayu bekas tersebut hingga Sabtu (31/08/2024) belum ditertibkan sehingga dapat mengancam dan membahayakan keselamatan siswa.

(Az)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *